Mungkin hanya segelintir orang di negeri ini yang mengenal agama Baha’i. Padahal, keyakinan ini sudah masuk Indonesia pada 1878 saat dibawa pertama kali di Sulawesi Selatan oleh dua pedagang Persia dan Turki, Jamal Effendy dan Mustafa Rumi.
Namanya Paulinus Melatunan. Penampilannya begitu sederhana. Namun siapa sangka, dibalik itu, tersimpan niat yang tulus untuk membantu sesama. Pria berusia 53 tahun asal Ambon ini, menyerahkan seluruh tenaga dan jiwanya untuk membantu anak-anak yang kurang mampu, baik dari segi materi maupun pendidikan.
“Khilafah itu konsep tentang negara. Negara apa? Republik atau kerajaan. Nah, Khulafaur rasyidin itu republik. Sesudahnya kerajaan. You mau mendirikan republik atau kerajaan dengan konsep khalifah? Kita kan sudah NKRI... Republik. Jadi ngapain lagi negara Islam? Sekarang belajarlah dari sejarah.”
Prof. Dr. Siti Musdah Mulia adalah seorang feminis yang unik. Ia berbicara tentang kesetaraan gender dengan cara berbeda. Jika mengikuti kajian feminisme ala Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini, rasanya seperti datang ke sebuah majelis pengajian.
Tidak semua orang tahu, Thony Saut Situmorang ternyata gemar bermain musik. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, memilih saxophone untuk menyalurkan hobinya.
Hari ini 11 April, genap dua tahun kasus teror yang dialami Novel Baswedan, tanpa kejelasan. Dua tahun lalu, Selasa subuh (11/4/2017), dua orang tak dikenal menyiram wajah Novel dengan air keras.
Bagi Salim, baik Prabowo Subianto dan Joko Widodo serupa dengan Ahok yang tidak mengerti sejarah Indonesia. Secara khusus, ia menyesalkan keputusan sang petahana karena ikut menceburkan diri dalam tren politik identitas hanya, untuk mengikis persepsi yang kadung disematkan kepada dirinya sebagai pendukung Ahok, terpidana kasus penistaan agama.
Ariani Soekanwo kehilangan penglihatannya saat berusia enam tahun. Dokter mendiagnosanya mengidap low vision yaitu menurunnya fungsi penglihatan seseorang, yang berujung dengan kebutaan.
Momen ketiga yang saya ingat dengan Yamin, di tahun 2013-2014. Kak Taufiq wafat bulan Juni 2013. Itu kehilangan besar tak hanya bagi PDIP, tapi juga bagi lingkaran Taufiq Kiemas. Begitu banyak aktivis yang dibantu dan bersandar pada Taufiq Kiemas. Ia menjadi kakak, mentor, pelindung bagi banyak orang. Kak Taufiq dikenal pula ringan tangan membantu bahkan untuk urusan ekonomi dan pekerjaan.
Prestasi tersebut bukannya diraih tanpa perjuangan, apalagi warga desa ini dulunya dinilai pemalas dan konsumtif. Kegigihan Marthen Ragowino Bira, Kepala Desa Tebara dalam memajukan desanya, memang patut diacungi jempol.