Nggak Nyangka! IMF Sebut Ekonomi RI Terbaik Kedua Setelah China

Rabu, 25/11/2020 09:16 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2019. Rapat tersebut membahas evaluasi kinerja APBN 2019 dan rencana kerja APBN tahun anggaran 2020. TEMPO/Tony Hartawan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2019. Rapat tersebut membahas evaluasi kinerja APBN 2019 dan rencana kerja APBN tahun anggaran 2020. TEMPO/Tony Hartawan

Jakarta, law-justice.co - Kabar ini mungkin saja membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) senang. Di tengah krisis karena pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia diproyeksikan akan mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan.

Hal tersebut terungkap dalam laporan terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20. IMF menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini terbaik kedua setelah China.

“Indonesia di antara kelompok G-20 pertumbuhan ekonominya masih terbaik kedua sesudah RRT (China),” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, seperti dikutip pada Selasa (24/11/2020).

Sri Mulyani mengemukakan kondisi perekonomian global menghadapi tekanan luar biasa sepanjang 2020. Perekonomian seluruh negara, termasuk anggota G-20 pun mengalami kontraksi.

“Kita akan mencoba menjaga ekonomi Indonesia agar kita mampu mengatasi Covid-19 dan sekaligus memulihkan ekonomi menjadi ekonomi yang lebih kuat, sehat, dan mampu membangun fondasi yang lebih baik,” ujarnya.

Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo pun angkat bicara terkait hal ini.

“Di tengah tekanan pada perekonominan global, kita patut bersyukur dan terus merawat optimisme,” katanya.

Sebagai informasi, pada kuartal II-2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan -5,32%. Adapun pada kuartal ketiga, pertumbuhan ekonomi masuk ke dalam fase resesi karena mencatatkan -3,49%.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar