Dana Moneter Internasional atau IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini dan tahun depan melihat kondisi global yang lebih suram. Lembaga ini juga memperingatkan lonjakan inflasi dan dampak perang Ukraina dapat mendorong ekonomi dunia jatuh ke jurang resesi jika tak ditangani dengan tepat.
Pemerintah diminta untuk selektif dalam mencerna masukan-masukan dari Badan Moneter Dunia atau International Monetary Fund (IMF) yang sedang gencar mengampanyekan bahaya utang terhadap kondisi ekonomi suatu negara.
Setelah tiga tahun keluar dari program Dana Moneter Internasional (IMF), Ghana akhirnya bersiap untuk memulai kembali hubungan dengan dengan organisasi yang bermarkas di Washington.
Badan Moneter Internasional (IMF) memprediksi kondisi keuangan Indonesia akan minus pada tahun 2027.
Akibatnya, menurut International Monetary Fund (IMF) dalam publikasi April 2022, posisi utang pemerintah secara umum (general government gross debt) mencapai Rp7.268 triliun pada akhir tahun 2021.
Pertemuan Musim Semi International Monetary Fund dan World Bank (IMF-World Bank) menyoroti pemulihan ekonomi global yang diperkirakan akan mengalami perlambatan akibat varian virus Omicron dan dampak dari Perang Rusia dan Ukraina.
Pertemuan menteri keuangan negara-negara G20 rencananya akan berlangsung Rabu (20/4/2022), hari ini. Namun sejumlah menteri negara Barat, disebut akan melakukan walk-out.
Belum berakhirnya pandemi Covid-19 membuat kondisi perekonomian dunia terganggu. Bahkan International Monetary Fund (IMF) memperingatkan saat ini dunia telah menghadapi guncangan krisis ekonomi global yang juga disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung.
International Monetary Fund (IMF) berencana memangkas outlook pertumbuhan ekonomi 143 negara di dunia, yang merepresentasikan 86% dari produk domestik bruto (PDB) global. Proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2022-2023 kemungkinan juga akan menurun.