Haris Azhar Sebut Teror ke Kelompok Kritis Bukti Pemerintah Panik!

Selasa, 02/06/2020 09:51 WIB
Presiden Joko Widodo (Foto: CNN)

Presiden Joko Widodo (Foto: CNN)

Jakarta, law-justice.co - Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) sekaligus Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Haris Azhar menyebut banyaknya aksi teror terhadap kelompok yang kritis terhadap pemerintah menjadi bukti kalau penguasa sedang panik dan gelisah.

Selain itu kata dia, peristiwa tersebut juga membuktikan kalau pemerintah makin gagal dalam memimpin negara ini.

"Pemerintah makin panik, terbukti makin gagal memimpin, makin menunjukkan pro pada gaya eksploitatif ekonomi," katanya seperti melansir tempo.co, Senin, 1 Juni 2020.

Disisi lain, Peneliti HAM dan Perdamaian dari SETARA Institute, Selma Theofany menyebut serangan demi serangan itu merupakan upaya pembungkaman bagi mereka yang kritis terhadap pemerintah. Hal ini justru melukai proses demokrasi di Indonesia.

Kata dia, teror terjadi karena ada normalisasi ancaman kekerasan melalui teror di level negara maupun masyarakat. Menurutnya, tindakan proaktif untuk menangani teror masih lemah sehingga negara tampak melakukan pembiaran.

Pada level masyarakat, kata dia, teror terjadi akibat polarisasi politik yang terbentuk. Pada kondisi ini masyarakat mudah terlibat ke dalam konflik.

"Pada kasus lain, negara juga tampak mempromosikan teror tersebut dengan menggunakan pasal karet untuk menghadirkan ketakutan terhadap pihak yang kritis sehingga mereka dibayangi oleh ancaman pidana," katanya.

Sebelumnya, terbaru teror menyerang komunitas mahasiswa Constitutional Law Society (CLS) Fakultas Hukum UGM.

Mereka bahkan sampai membatalkan diskusi yang berjudul `Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan` yang sedianya berlangsung Jumat pekan lalu.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar