Silang Merah Darah Dipakai Haris Azhar dan Fatia Saat Datang ke Polda

Kamis, 21/10/2021 18:14 WIB
Curi Perhatian, Ini Arti Masker Bertanda Silang Haris Azhar Saat Mediasi Kasus dengan LBP

Curi Perhatian, Ini Arti Masker Bertanda Silang Haris Azhar Saat Mediasi Kasus dengan LBP

law-justice.co -  

Pasca keluar dari Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya setelah mediasi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditunda, Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulida serta penasihat hukum memakai masker bergambar tanda silang.

Gambar silang dari dua palang berwarna merah darah di tempel didepan masker berwarna putih.

"Ini pakai masker ini artinya ada pembungkaman terhadap aktivitas, mengkritisi kerja kerja pejabat publik, ini tanda dari masker ini," ucapnya di Markas Polda Metro Jaya, Kamis 21 Oktober 2021.

Aktivis HAM dan Direktur Lokataru Haris Azhar bersama Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti menghadiri panggilan polisi untuk mediasi dengan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam kasus dugaan pencemaran nama baik.

Masker putih itu sangat unik karena berwarna dasar putih dan terdapat silang merah di bagian tengah.

Lalu apa maksud dari motif masker yang dipakai Haris dan Fatia?

Menurut Ketua advokasi LBH Jakarta sekaligus tim kuasa hukum Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti, Nelson Simamora, masker yang digunakan kliennya melambangkan pembungkaman.

Ia menyebut kasus yang menjerat kliennya sebagai representasi dari masker yang dipakai saat memenuhi panggilan polisi.

Mediasi Luhut dan Haris Azhar Terkait Tudingan Kepemilikan Tambang Emas Ditunda, Ini Alasannya

"Ini makai masker memiliki makna. Artinya ada pembungkaman terhadap aktivitas saat mengkritisi kerja-kerja pejabat publik. Ini tanda dari masker ini," kata Nelson di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (21/10/2021).

Nelson menambahkan, pembungkaman yang dimaksud bukan hanya menimpa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.


Dia menilai banyak terjadi aksi pembungkaman saat adanya kritik terhadap pejabat publik kerap terjadi saat ini yang berujung pada pelaporan kepada polisi.

 Akibatnya, karena banyak pembungkaman tersebut banyak masyarakat menjadi takut menyampaikan pendapatnya dalam menilai kinerja pejabat publik.

"Kita baca di pemberitaan di media massa ini kan sedikit-banyak membuat orang-orang takut membuat konten, menyampaikan pendapat di ruang siber, di ruang digital. Mereka takut dijerat pidana, jadi maksud masker ini menyampaikan adanya pembungkaman terhadap pendapat yang disampaikan publik," kata Nelson.


Terkait dengan permasalahan Papua, Nelson menyebut banyak pelanggaran HAM di sana.

Ia menyebut rakyat Papua kerap menjadi korban keserakahan pejabat publik atas kepentingan di Bumi Cenderawasih itu.

"Termasuk di Papua, operasi militer masih terjadi korbannya warga sipil, banyak pengungsian masih banyak di hutan-hutan, anak kecil, ibu-ibu. Jadi sangat kompleks masalahnya ditambah represi, jadi tambah rumit," ujarnya.

Mediasi Haris Azhar dan Luhut batal digelar hari ini.

Hal ini karena Luhut Binsar Pandjaitan masih di Amerika Serikat untuk menjalani tugas.

Nelson menjelaskan juga maksud kedatangan Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti hari ini sebagai bentuk itikad baik dari kliennya.

Walaupun mediasi hari ini ditunda, Nelson mengaku pihaknya siap mengikuti proses hukum terkait laporan dari Luhut Binsar Pandjaitan.

"Saya tekankan sedikit mewakili klien kita ini adalah bentuk iktikad baik dari kita sebagai pihak pihak yang menyampaikan pendapat secara terbuka terhadap mengkritisi pejabat publik. Kita dilaporkan secara pidana kita belum tahu ini soal apa, tapi kita dipanggil ya ini bentuk iktikad baik kita dalam hal mediasi ini," kata Nelson.

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar