Tahun 2020 sangat Memprihatinkan, Begini Kata Mantan Pimpinan KPK

Rabu, 09/12/2020 19:18 WIB
Mantan Pimpinan KPK Bambang Widjojanto sebut tahun 2020 sangat memprihatinkan (Sinar Harapan)

Mantan Pimpinan KPK Bambang Widjojanto sebut tahun 2020 sangat memprihatinkan (Sinar Harapan)

law-justice.co - Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat memprihatinkan bagi Indonesia. Hal itu disampaikan oleh mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang iktu berkomentar soal peringatan hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2020.

"Tahun 2020 adalah tahun keprihatinan. Kekebalan sistem kehidupan, daya tolaknya makin mengkhawatirkan dengan imunitas yang makin rendah karena diserang banyak virus," katanya dalam keterangannya, Rabu (9/12/2020).

Seperti diketahui, tahun ini virus Corona  menjadi pandemi di dunia. Namun BW menyoroti virus lainnya.

"Virus ini tidak mematikan secara langsung, tapi mengakibatkan masifitas kemiskinan tanpa henti, bertubi-tubi, dan menjadi abadi serta berkembangnya permisifitas kebohongan, sikap manipulatif, dan tindak penyalahgunaan kewenangan," kata BW.

"Namanya virus korupsi, dampak dari akibat virus ini bisa membuat sebuah bangsa menjadi terhina dan dihinakan oleh seru sekalian alam hingga kelak nanti di akhir zaman," imbuhnya.

BW mengatakan banyak yang takut terinfeksi COVID-19, tapi tidak takut dengan virus korupsi. Dia pun mencontohkan kasus dugaan suap yang menjerat Juliari P Batubara yang ditangani KPK terkait dengan bantuan sosial (bansos) COVID-19.

"Kendati virus korupsi mengerikan dari virus COVID-19, keduanya kini bersenyawa, bermetamorfosa, dan bermutasi. Lihat saja hasil OTT KPK terakhir, Juliari Batubara, Menteri Sosial dari Presiden Jokowi, terinfeksi virus korupsi dalam penanganan dampak atas Virus COVID-19," kata BW.

"Kini, saatnya tak lagi mendungukan akal sehat dan tak lagi membungkam kecerdasan nurani. Satukan tekad, luruskan niat, genggam erat keberanian untuk membangun gerakan sambil menguatkan keikhlasan. Jika tidak, virus korupsi akan menguat untuk terus bertakhta karena ditopang oleh kartel politik, politik dinasti, dan kekuatan oligarki," tutupnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar