Benny Mamoto Pimpin Tim Investigasi Kasus Penembakan di Intan Jaya

Jum'at, 02/10/2020 14:27 WIB
Benny Mamoto pimpin TGPF penembakan di Intan Jaya, Papua (kompas)

Benny Mamoto pimpin TGPF penembakan di Intan Jaya, Papua (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah akhirnya mengusut kasus penembakan yang terjadi di Intan Jaya, Papua. Langkah awal yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dipimpin oleh Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto.

Pembentukan TGPF Intan Jaya tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Nomor 83 Tahun 2020.

"Kami hari ini membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta atau TGPF kasus Intan Jaya dengan nomor keputusan 83 tahun 2020. Di dalam lampiran 1 kami itu angkat tim investigasi lapangan. Ketuanya Pak Benny Mamoto, Wakil Ketua Sugeng Purnomo," kata Menko Polhukam Mahfud MD kepada wartawan, Jumat (2/10/2020).

Mahfud mengungkapkan, ada 18 orang dalam tim yang terdiri atas dua komponen itu. Dalam tim tersebut, selain terdiri atas anggota TNI-Polri, juga ada dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP) hingga tokoh masyarakat Papua.

"Tim terdiri atas dua komponen, ada komponen pengarah, juga ada pejabat-pejabat resmi Kemenko Polhukam maupun TNI-Polri. Kemudian ada dari KSP, kemudian ada dari BIN, dari tokoh masyarakat Papua Michel, lalu tim investigasi lapangan ada sebanyak 18 orang," ungkapnya.

Adapun pihak-pihak yang terlbat dalam tim tersebut adalah:

Penanggung Jawab
1. Menko Polhukam Mahfud Md

Ketua
2. Sekretaris Kemenko Polhukam Tri Soewandono

Anggota
3. Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri Kemenko Polhukam
4. Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Purn Kemenko Polhukam, Purnomo Sidi
5. Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Purn Kemenko Polhukam, Lutfi Rauf
6. Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam, Rudianto
7. Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam, Aemed Wijaya
8. Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam, Janedjri M Gaffar
9. Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur Kemenko Polhukam, Rus Nurhadi Sutedjo
10. Deputi V Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan, dan Hak Asasi Manusia, KSP, Jaleswari Pramodhawardani
11. Staf Khusus Menko Polhukam Rizal Mustary
12. Tokoh masyarakat Papua, Michael Manufandu

Berikut daftar nama anggota tim investigasi lapangan TGPF Intan Jaya:

Ketua
1. Benny Mamoto (Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional)

Wakil Ketua
2. Sugeng Purnomo (Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan)

Anggota
3. Makarim Wibisono (Tokoh Masyarakat/Tokoh Intelektual)
4. Jhony Nelson Simanjuntak (Koordinator Bidang Hukum dan Advokasi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia)
5. Henok Bagau (Ketua Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kemah Injil Indonesia di Timika)
6. Apolo Safonpo (Rektor Universitas Cenderawasih Papua)
7. Constan Karma (Tokoh Masyarakat Papua)
8. Thoha Abdul Hamid (Tokoh Masyarakat Papua)
9. Samuel Tabuni (Tokoh Masyarakat Papua)
10. Victor Abraham Abaidata (Tokoh Pemuda Papua)
11. I Dewa Gede Palguna (Universitas Udayana Bali)
12. Bambang Purwoko (Universitas Gadjah Mada)
13. Budi Kuncoro (Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Bidang Hubungan Kelembagaan, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan)
14. Rudy Heriyanto Adi Nugroho (Kepala Divisi Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia)
15. Asep Subarkah (Badan Intelijen Negara)
16. Eddy Rate Muis (Komandan Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia)
17. Arif (Direktur Ideologi Politik, Pertahanan, dan Keamanan, Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Kejaksaan Republik Indonesia)
18. Edwin Partogi Pasaribu (Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban).

Sebelumnya, dua orang anggota TNI, satu warga sipil, dan Pendeta Yeremia Zanambani meninggal dalam penembakan di Hitadipa, Papua. TNI menuding hal itu dialkukan oleh KKSB. Tujuannya untuk mencari perhatian menjelang sidang utama PBB.

Kapen Kogabwilhan III Kol Czi IGN Suriastawa mengatakan para anggota KKSB itu telah menyebar fitnah bahwa TNI telah melakukan penembakan. Padahal faktanya, kata Suriastawa, penembakan itu dilakukan oleh KKSB.

"Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini. Dan inilah yang saya khawatirkan bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah setting-an mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB. Saya tegaskan bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB," kata Suriastawa dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9).

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar