Gara-gara Ini, Hubungan China dan Taiwan Makin Panas

Minggu, 27/09/2020 19:20 WIB
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen (Foto: Asia Times)

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen (Foto: Asia Times)

Jakarta, law-justice.co - Sejumlah organisasi internasional menyebut Taiwan sebagai China. Bahkan, beberapa lembaga menandai kota-kota di Taiwan sebagai milik China di website mereka.

Langkah itu diyakini sebagai akibat dari peningkatan tekanan yang dilakukan China terhadap perusahaan-perusahaan dan bisnis internasional untuk menandai Taiwan sebagai bagian dari China. Sayangnya, hal itu tidak dibiarkan begitu saja oleh pemerintah dan rakyat Taiwan. Mereka langsung melayangkan kecaman pada China.

"Taiwan adalah Taiwan. China adalah China. Taiwan bukanlah Kota China. Jika ada penggunaan yang salah, kami pikir ini sangat tidak tepat," ujar Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang, dikutip dari CNBCIndonesia.com, Minggu (27/9/2020).

"China berharap menjadikan Taiwan bagian darinya di dunia, kota miliknya. Ini tidak sejalan dengan fakta."

Menurut Channel News Asia (CNA), kecaman tersebut dilayangkan Taiwan tak lama setelah badan konservasi burung Taiwan dikeluarkan dari kemitraan dengan badan amal satwa liar yang berbasis di Inggris.

Lembaga itu mengeluarkan Taiwan setelah menuntut kelompok Taiwan tersebut untuk mengubah nama mereka dan menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.

Pada Sabtu malam, pemerintah Kota Kaohsiung di Taiwan selatan juga mengatakan situs web Kovenan Walikota Global untuk Iklim dan Energi telah mulai mencantumkan kota-kota anggota Taiwan sebagai bagian dari China.

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan telah meminta kelompok itu untuk mengoreksi kesalahan itu. Walikota Kaohsiung, Chen Chi-mai juga mengeluarkan pembelaan. Ia mengatakan kotanya secara global dikenal sebagai Taiwan selatan, bukan sebagai bagian dari China.

Di sisi lain, China selama ini telah berulang kali menegaskan bahwa Taiwan adalah provinsinya. Negara itu telah mengancam akan merebut kembali Taiwan meski harus dengan kekerasan.

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar