Para analis politik militer China dikutip Global Times, Rabu (10/8/2022) menganggap Washington salah mengkalkulasi dampak konflik Taiwan, menyusul kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
Kementerian pertahanan China mempertahankan tekanan diplomatiknya pada Amerika Serikat, menangguhkan pembicaraan militer-ke-militernya sebagai protes atas kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi.
Masyarakat internasional menyuarakan penentangan keras terhadap kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi ke daerah Taiwan, China, sekaligus menegaskan kembali kepatuhan terhadap prinsip Satu China.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China disebut-sebut telah mengepung seluruh wilayah Taiwan dari enam arah sertamemblokir pulau itu dari laut dan udara.
Hingga saat ini, Otoritas China terus mengirim pesawat dan kapal militer ke wilayah laut sekitar Taiwan. Hal tersebut menjadi pembalasan China atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei.
Kapal-kapal perang dan jet-jet tempur milik China dilaporkan telah melintasi garis perbatasan tidak resmi di Selat Taiwan pada Jumat (5/8). Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemerintah Rusia secara resmi menyatakan dukungannya terhadap sekutu dekatnya, China, dengan menganggap Beijing memiliki hak berdaulat menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan.
Baru-baru ini, China mulai menembakkan proyektil ke Selat Taiwan pada Kamis (4/8), sebagai reaksi marah atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei.