4 Parpol Besar Ini Diprediksi Bakal Bergejolak Jelang Pilpres 2024

Sabtu, 01/02/2020 11:45 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersama Ketua DPP PDIP Bambang DH dan kader PDIP Dedy Sitorus dan Habib Soleh Al Muhdar saat preskon usai pembacaan keputusan MK di DPP PDIP, Jakarta, Kamis (27/6). Robinsar Nainggolan

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersama Ketua DPP PDIP Bambang DH dan kader PDIP Dedy Sitorus dan Habib Soleh Al Muhdar saat preskon usai pembacaan keputusan MK di DPP PDIP, Jakarta, Kamis (27/6). Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Isu tentang pemilihan presiden (pilpres) 2024 sudah mulai bergulir di masyarakat. Selain soal sosok yang akan bertarung, yang tak kalah pentingnya adalah soal partai yang menajdi alat para tokoh tersebut untuk maju nantinya. Partai-partai besar tentunya akan memainkan peranan besar pada Pilpres 2024. Namun, ternyata jelang Pilpres 2024 diprediksi ada empat partai besar yang akan bergejolak.

Menurut Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari hal itu terjadi karena ada beberapa partai besar yang bergantung pada satu sosok sentral. Dia menyebutnya sebagai pancaroba politik.

Feri menjelaskan pancaroba politik terjadi saat partai politik dipaksa melakukan transisi kepemimpinan. Dia menduga hal itu terjadi di sebagian partai politik karena beberapa ketua umum akan memasuki usia lanjut.

"Sebagian ketua partai akan berusia lanjut. Kalau tidak hati-hati, tidak ada proses demokratis dalam penataan parpol, terutama pemilihan ketua, maka kalau terjadi sesuatu kepada ketua parpol maka akan ada perebutan kursi yang menurut kami berdarah-darah," kata Feri dalam sebuah diskusi di kawasan Raden Saleh, Jakarta.

Feri menyebut beberapa partai yang berpotensi mengalami hal tersebut, yakni PDIP, Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan Partai Nasdem. Ketua Umum empat partai itu, kata dia, akan berada dalam usia lanjut pada 2024.

Seperti diketahui, pada 2024 Megawati Soekarnoputri akan berusia 77 tahun, Susilo Bambang Yudhoyono berusia 75 tahun, Prabowo Subianto berusia 73 tahun, dan Surya Paloh berusia 73 tahun.

Feri berkata parpol-parpol tersebut perlu membenahi sistem pemilihan ketua umum menjadi lebih demokratis. Sebab jika masih sekadar menimbang garis keturunan, maka akan ada perebutan antarpewaris sang ketua umum.

"Apakah penguatan partai terjadi atau partai tetap didominasi keluarga-keluarga tertentu, sehingga ujungnya soal itu-itu lagi. Bagaimana pun itu tidak baik untuk demokrasi," ujar dia.

Lebih lanjut, Feri menyarankan partai-partai itu mengadopsi sistem konvensi. Selama ini konvensi pernah diterapkan parpol di Indonesia, tapi hanya saat menentukan capres.

"Jadi ada tahapan di tingkat daerah, sampai ke tingkat nasional dalam penentuan ketua partai. Sehingga ketua partai betul-betul bekerja demi kader partai dan menyukseskan partai," tuturnya. (cnnindonesia)

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar