Afrika Bakal Terbelah Jadi Dua Benua, Laut Baru Tercipta Tanda Kiamat?

Sabtu, 20/01/2024 07:03 WIB
Afrika Bakal Terbelah Jadi Dua Benua, Laut Baru Tercipta Tanda Kiamat? Bukti keretakan di Afrika  sudah dimulai Foto: pekanbaru.tribunnews.com

Afrika Bakal Terbelah Jadi Dua Benua, Laut Baru Tercipta Tanda Kiamat? Bukti keretakan di Afrika sudah dimulai Foto: pekanbaru.tribunnews.com

law-justice.co -
Kabar beredar Daratan India Diprediksi Terbelah Dua Seperti Afrika apakah benar ? Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa semua lempeng tektonik terus bergerak, tetapi berjalan dalam tempo yang sangat lambat. Tanpa kita sadari, lempeng Bumi terus bergerak. Pergerakan ini diprediksi akan membelah sejumlah daratan. diantaranya Afrika,  termasuk daratan India juga disebut akan terbelah dua.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono  menanggapi perkiraan ilmuwan, seperti dikutip dari Livescience bahwa lempeng tektonik di Samudera Hindia akan terpecah menjadi dua.   seperti dikutip dari Livescience bahwa lempeng tektonik di Samudera Hindia akan terpecah menjadi dua.

Benua Afrika Terbelah Jadi Dua, Wilayah Afar dan Lembah Afrika Timur Bakal Bentuk Lautan
Salah satu teori menyatakan bahwa Lempeng India terlalu ringan untuk tenggelam ke dalam mantel, menyebabkannya meluncur ke bawah Lempeng Eurasia. Kondisi ini menghasilkan tonjolan yang disebut Tibet.

Laporan lain menunjukkan bahwa Lempeng Hindia sedang tertekuk, seperti selembar kertas yang dipaksa masuk ke dalam perlawanan, dan Tibet tercipta karena adanya tonjolan.

 Apa yang menyebabkan lempengan bumi terus bergerak?
Tektonika lempeng - menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia ...Kekuatan Penggerak Pergerakan Lempeng. Pergerakan lempeng tektonik bisa terjadi karena kepadatan relatif litosfer samudera dan karakter astenosfer yang relatif lemah. Pelepasan panas dari mantel telah didapati sebagai sumber asli dari energi yang menggerakkan lempeng tektonik.

Namun, pada konferensi American Geophysical Union pada Desember 2023, teori ketiga diajukan. Menurut pandangan ini, Lempeng Hindia sedang mengalami delaminasi, kondisi material retak menjadi beberapa lapisan.

Bagian atasnya terkelupas untuk menopang Tibet, sementara bagian bawah yang lebih padat tenggelam ke dalam mantel. Bagian atas yang terapung, kata para pendukung teori ini, cukup tebal untuk menjelaskan ketinggian Tibet yang sangat tinggi.

Sementara itu, bagian bawah berperilaku seperti yang terjadi pada lempeng samudra yang dipaksa berada di bawah lempeng benua, misalnya pertemuan Amerika Selatan dengan Pasifik.

"Kami tidak mengetahui bahwa benua dapat berperilaku seperti ini dan bagi ilmu Bumi, hal ini merupakan hal yang sangat mendasar," kata Profesor Douwe van Hinsbergen dari Universitas Utrecht, yang bukan penulis studi tersebut.

Cara Pembuktian

Tidaklah praktis untuk melakukan pengeboran hingga kedalaman 100 kilometer untuk menguji gagasan tersebut, sehingga kesimpulan diambil berdasarkan petunjuk yang tidak meyakinkan. Mereka yang mengusulkan gagasan ini mendapatkan bukti dari helium yang meluap melalui mata air di Tibet.

Helium jarang ditemukan di Bumi, namun helium-3 masih lebih langka lagi karena merupakan sisa dari pembentukan planet. Itulah salah satu alasan mengapa manusia mengusulkan untuk menambangnya di Bulan.

Di sisi lain, beberapa proses radioaktif menghasilkan helium-4 baru. Akibatnya, konsentrasi helium-3 yang tinggi menunjukkan adanya sumber di dalam mantel.

Dengan mengukur rasio isotop helium di 200 mata air Tibet, Simon Klemperer dari University of Stanford dan rekan penulisnya menemukan pola yang menunjukkan bahwa mantel tersebut cukup dekat dengan permukaan Tibet utara sehingga helium-3 dapat melepaskan diri.

Lebih jauh ke selatan, gas yang bocor sebagian besar adalah helium-4, sehingga tim menyimpulkan bahwa lempeng tersebut belum terbelah dan membentuk penghalang yang tidak dapat dilintasi oleh helium.

Pola gempa di wilayah tersebut memperkuat kasus ini dan menunjukkan bahwa intrusi mantel datang dari sisi timur dataran tinggi.

Ide ini masuk akal mengingat kita tahu lempeng tektonik memiliki struktur seperti kue berlapis. Pada planet ini, bagian bawah lempengnya terbentuk dari batuan mantel yang memadat, yang lebih padat dibandingkan bagian yang ditopangnya. Model komputer menunjukkan ada sesuatu yang bisa memisahkan keduanya.

"Ini adalah pertama kalinya kita menemukannya sedang berada dalam kondisi penurunan," kata van Hinsbergen seperti dikutip dari IFL Science.

 

 Apakah  Afrika Bakal Terbelah Jadi Dua Benua, Laut Baru Tercipta  menjadi Tanda akan Kiamat .Judul artikel .

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar