Analisis BMKG, Ini Penyebab Terjadinya Gempa di Garut Jawa Barat

Minggu, 28/04/2024 05:31 WIB
Ilustrasi gempa (faktualnews.co)

Ilustrasi gempa (faktualnews.co)

Jakarta, law-justice.co - Malam tadi, tepatnya Sabtu, 27 April 2024, pukul 23.29.47 WIB, terjadi gempa bumi di selatan Jawa Barat.

Sebagai informasi, Gempa ini berasal dari wilayah Samudra Hindia, selatan Jawa Barat, dan merupakan gempa tektonik. Menurut analisis BMKG, gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,2.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,39° LS ; 107,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 km arah barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada kedalaman 70 km.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono melalui siaran tertulis, Minggu (28/4/2024) dini hari.

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).

Kemudian di daerah Bandung dan Garut dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).

Dirasakan juga di daerah Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Purwokerto dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Dirasakan juga di daerah Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, Malang dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock)," katanya.

Ia mengatakan masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar