Desak Netanyahu Mundur Sebagai PM, Ribuan Warga Israel Turun ke Jalan

Senin, 11/12/2023 08:01 WIB
Puluhan Ribu Warga Israel Demo Pemerintahan Benjamin Netanyahu (Foto: Reuters)

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Pemerintahan Benjamin Netanyahu (Foto: Reuters)

Jakarta, law-justice.co - Sebanyak ribuan warga Israel menggelar aksi turun ke jalan di ibu kota Tel Aviv menuntut Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu mundur dan menuntut upaya pemerintah untuk membebaskan sandera di Gaza.

Seperti melansir cnnindonesia.com, demo itu berlangsung pada Sabtu (9/11) malam. Pedemo menuntut Netanyahu mundur dari kursi perdana menteri. Banyak di antara mereka juga membawa foto kerabatnya yang masih disandera Hamas.

Dalam aksi itu, salah satu pedemo membawa poster bertuliskan "Bawa mereka keluar dari neraka."

Disisi lain, para pedemo juga meminta pemerintah Israel menjalin kesepakatan dengan kelompok Hamas agar para sandera dikembalikan.

"Kami dengar suara perang yang tak perlu dan menyaksikan waktu terbuang sia-sia," kata salah satu juru bicara keluarga sandera.

Ayah dari salah satu sandera menunjukkan jam pasir saat demo. Dia ingin mengingatkan ke pemerintah Israel bahwa waktu hampir habis.

Pedemo lain juga meminta Netanyahu mengembalikan anak-anak mereka dalam kondisi hidup, seperti yang lain.

Israel dan Hamas sempat sepakat gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga berakhir pada 30 November.

Kesepakatan itu mencakup pertukaran sandera, jeda pertempuran, hingga lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk.

Selama masa gencatan senjata itu, Hamas telah membebaskan 105 sandera, dan Israel melepas 240 tahanan Palestina dari penjara mereka.

Usai gencatan senjata berakhir, Israel langsung menggempur habis-habisan Gaza di selatan dan utara.

Untuk bisa membebaskan sandera, kedua pihak harus saling duduk di meja. Namun, Hamas menyatakan tak akan bernegosiasi dengan Israel atau membebaskan sandera hingga pasukan Zionis menghentikan agresi.

Kelompok itu juga mengklaim Israel melanggar kesepakatan gencatan sebelumnya. Israel juga menuding Hamas melakukan tindakan serupa.

"Tidak akan ada negosiasi atau pertukaran tahanan sampai agresi Israel terhadap Jalur Gaza berhenti," kata pejabat Hamas, Osama Hamdan, pekan lalu.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar