Ketika PDI Perjuangan Terbagi Menjadi Fraksi Mega & Fraksi Jokowi (3)

Selasa, 02/05/2023 05:51 WIB
Ketua Umum Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo saat bertemu di Batutulis, Bogor pada Sabtu, 8 Oktober 2022 (Foto: dokumentasi PDI-P)

Ketua Umum Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo saat bertemu di Batutulis, Bogor pada Sabtu, 8 Oktober 2022 (Foto: dokumentasi PDI-P)

Jakarta, law-justice.co - Gibran Setuju Gerakan Tak Pilih Politisi yang Gagalkan Piala Dunia U-20

Baru-baru ini, di media sosial muncul gerakan untuk tak mendukung politisi dan partai yang menggagalkan Indonesia sebagai tuan rumah gelaran Piala Dunia U-20.

Hal ini pun langsung mendapat dukungan dari Wali Kota Surakarta yang juga putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka.

Awalnya akun Twitter @jash_wae memberikan unggahan foto dengan menyebut "CATAT DAN INGAT BAIK-BAIK..!!! JANGAN BERIKAN SUARA KITA DI PEMILU 2024 PADA POLITISI DAN PARTAI YANG MENGGAGALKAN INDONESIA TUAN RUMAH #FIFAWORLDCUPU20".

Gerakan itu disinyalir mengarah ke dua sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster yang sebelumnya getol menolak keberadaan Timnas Israel hingga status Indonesia sebagai tuan rumah akhirnya dicabut FIFA.

Gibran pun memberikan komentar dan seperti mendukung gerakan tersebut. "Saya dukung lho bang," tulis Gibran di Twitter yang dikutip pada Sabtu (29/4/2023).

Sontak saja, tanggapan itu dinilai sebagai sinyal jika putra sulung Presiden Jokowi itu tak mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres mendatang. Melihat unggahan itu, publik pun memberikan beragam komentar.

"Cemen gara gara bola ngambek, inget ya. Ada yg lebih besar dr sekedar sepakbola. Yaitu masa depan bangsa ini 5 th kedepan. Toh memang blm pantes kita jadi tuan rumah pildun. Suporter saja masih suka ribut," tulis netizen.

"Aku janjane isih mangkel karo GP gara-gara statementnya yg bikin Indonesia gagal jadi tuan rumah, tapi piye meneh, capres lainnya yo podo wae," tulis netizen.

"Saya pribadi gak milih warna merona itu bukan karena piala dunia, tapi karena menurut saya `mereka` pusatnya kebusukan indonesia, bilangnya `wong cilik` tapi tidak menunjukkan kepedulian pada wong cilik. saya gak akan milih warna merah, putih, kuning, biru," tulis netizen.

Istana Ketakutan Hadapi Pemilu 2024

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menganggap, keterlibatan Presiden Joko Widodo dalam memberikan dukungan kepada salah satu bakal calon presiden (bacapres), yakni Ganjar Pranowo dari PDI Perjuangan karena adanya ketakutan partai pemenang Pemilu 2019 lalu akan kalah di Pemilu 2024 mendatang.

Dia mengatakan, saat ini nampak ada pengondisian oleh partai pemenang Pemilu dan Pilpres 2019 agar tetap menang dengan mengondisikan capresnya.

"Meski sudah menyumbat capres potensial dengan PT 20 persen, ternyata masih tidak percaya diri, dan berusaha agar pilpres hanya dua pasangan saja. Malah bila perlu kedua pasang capres adalah capres Istana," ujar Muslim seperti melansir rmol.id.

Bahkan kata Muslim, Presiden Jokowi ikut campur sekuat tenaga untuk memenangkan capres pilihan Istana. Apalagi, tidak dibukakan ruang demokrasi bagi rakyat untuk menentukan capresnya.

"Padahal yang pilih presiden itu rakyat. Dari sini terlihat Istana (Jokowi dan Mega) sangat ketakutan. Matilah demokrasi dan kedaulatan rakyat. Di konsitusi memang tertulis, tapi rezim tidak menghendaki adanya kedaulatan rakyat. Penguasa maunya kedaulatan partai," pungkas Muslim.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar