Polisi Terduga Terorisme di Lampung , Radikalisme Merebak di Polri (3)

Jum'at, 18/11/2022 15:20 WIB
Densus 88 (MetroBatam)

Densus 88 (MetroBatam)

law-justice.co - Beberapa kasus yang dia pantau menunjukkan bahwa ada polisi yang sudah bergabung dengan kelompok teroris, termasuk dua kasus di Lampung yang disebut "menyuplai senjata untuk kelompok teroris".

“Kelompok teroris sangat ingin mendekati kelompok yang memiliki senjata, kalau sudah memegang senjata, apalagi dikasih senjata seperti itu, bagi mereka itu adalah sumber kuasa paling besar,” tutur Al Chaidar.

Dampak dari situasi ini, lanjut dia, “akan mengerikan sekali” bila terus dibiarkan.

“Saya tidak bisa membayangkan aparat keamanan yang seharusnya melindungi dan mengamankan masyarakat justru tiba-tiba jadi teroris, bekerja sama dengan kelompok teroris, aduh, sudah. Negara ini bisa tidak eksis,” ujarnya.


Ken Setiawan mendesak Polri untuk mengevaluasi diri pasca-kasus di Lampung, mengingat polisi justru semestinya menjadi garda terdepan melakukan kontra-terorisme.

Apalagi, dengan kasus keterkaitan anggotanya dengan kelompok terorisme yang ternyata masih berulang.

“Harus ada antisipasi terhadap terpaparnya anggota kepolisian dalam hal sistem tes atau penelusuran tentang mental dan ideologi supaya penyusupan gerakan radikalisme di lingkungan aparat bisa dicegah,” jelas Ken.

“Kalau ini dibiarkan menurut saya ini akan jadi bencana. Aparat kita yang seharusnya melindungi, mengayomi, dan memberantas radikalisme dan terorisme tapi malah justru terlibat, terus masyarakat harus percaya kepada siapa kalau seperti ini?”

Dihubungi terpisah, Ahmad Nurwahid dari BNPT mengatakan bahwa temuan 10 kasus terkait terorisme di tubuh Polri sejauh ini menunjukkan bahwa situasinya “sangat urgent”.

Penyebaran paham radikal, lanjut dia, “sudah menginfiltrasi ke seluruh lini kehidupan masyarakat” dan “tidak mengenal profesi.

“Tapi kami hanya bisa melakukan pendekatan soft, tidak bisa melakukan menegakan hukum. Itu ada di Polri,” tutur Nurwahid, yang juga mengatakan bahwa upaya kontra-radikalisme dan pemetaan terhadap pihak-pihak yang terkait dengan terorisme terus dilakukan.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar