Buat Puisi Brutus, Fadli Zon Singgung Big Data Luhut

Rabu, 13/04/2022 20:58 WIB
Fadli Zon sindir Luhut lewat puisi (jawapos)

Fadli Zon sindir Luhut lewat puisi (jawapos)

Jakarta, law-justice.co - Sindiran terhadap Luhut Pandjaitan yang membicarakan big data disampaikan oleh Fadli Zon. Namun, hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu melalui puisi yang berjudul Brutus.

Puisi Brutus itu diunggah Fadli Zon lewat akun Twitter miliknya pada Rabu (13/4). Fadli mengawali puisinya tersebut dengan mengajak untuk melihat kondisi Indonesia yang semakin berantakan karena ulah jahat oknum pejabat yang rakus dan arogan.

Menurutnya, ada pengkhianat yang merasa menjadi pahlawan di tengah kondisi peningkatan harga sejumlah barang dan kelangkaan minyak goreng yang terjadi di tengah masyarakat dalam beberapa waktu terakhir.

"Lihatlah Indonesia makin berantakan. Ulah jahat oknum pejabat rakus arogan. Harga-harga meroket terbang. Utang menumpuk minyak goreng hilang. Tapi pengkhianat merasa jadi pahlawan," kata Fadli.

Selanjutnya, Fadli menyinggung pejabat yang berdusta dengan menggunakan dalih big data. Menurutnya, langkah yang dilakukan demi kekuasaan itu telah mempertaruhkan nasib konstitusi lewat upaya memperpanjang masa jabatan presiden.

Mantan Wakil Ketua DPR RI itu kemudian menyinggung juga soal kondisi investasi di Indonesia yang mengalami kegagalan dan keberhasilan asing berpesta bersama oligarki di Indonesia.

Berikut puisi lengkap Fadli Zon berjudul Brutus:
BRUTUS

Lihatlah Indonesia makin berantakan
Ulah jahat oknum pejabat rakus arogan
Harga-harga meroket terbang
Utang menumpuk minyak goreng hilang
Tapi pengkhianat merasa jadi pahlawan

Pandai berdusta dengan big data
Apapun dilakukan demi kuasa
Nasib konstitusi dipertaruhkan
Jabatan Presiden minta diperpanjang
Ambisi mengatur segala urusan
Investasi gembar gembor tinggal janji
Tipu muslihat merampok hasil bumi
Asing pesta pora bersama oligarki
Negeri ini harus dimerdekakan kembali

11 April 2022, FZ

Politikus PDIP, Masinton Pasaribu, merupakan sosok yang pertama kali melekatkan istilah brutus kepada Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Menurutnya Luhut hendak menjerumuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan wacana presiden tiga periode.

"Siapa yang ingin menjerumuskan Presiden, yang menggalang beberapa ketua umum partai? Sudah terang para ketua umum bicara Luhut. Artinya, Brutus di dalam istana itu ya Luhut," ucap Masinton dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV beberapa waktu lalu.

Masinton berpendapat Jokowi telah meluruskan sikap anak buahnya secara kesatria. Dia meminta Luhut juga menunjukkan sikap ksatria dengan mengundurkan diri dari pemerintahan.

Namun, Luhut enggan menanggapi pernyataan Masinton tersebut. Saat ditemui di Hotel Century Park, Jakarta, Luhut tak mau berbicara soal itu. Dia berdalih kedatangannya hanya terkait program pelatihan atletik nasional di Mimika, Papua.

"Saya ke sini memang untuk apa? Olahraga," ucap Luhut di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu (13/4).

Saat ditanyakan kembali oleh wartawan terkait pernyataan Masinton itu, Luhut membalas dengan senyuman. Kemudian dia meninggalkan lokasi acara.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar