Fadli Zon Sebut Cawapres Prabowo dari Kalangan Sipil & Tokoh Muda

Jum'at, 25/08/2023 06:55 WIB
Politisi Gerindra Fadli Zon dan Menhan Prabowo Subianto (Foto: Ist)

Politisi Gerindra Fadli Zon dan Menhan Prabowo Subianto (Foto: Ist)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon membeberkan sejumlah kriteria bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang.

Fadli mengatakan, sosok cawapres harus bisa melengkapi Prabowo. Dia menyebut sosok itu bisa dari kalangan sipil hingga tokoh muda.

Dia berpandangan, kombinasi semacam ini akan semakin memantapkan pasangan capres dan cawapres yang diusung oleh Gerindra dan parpol lain yang telah menyatakan koalisi bersama.

Hal itu disampaikan Fadli Zon saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Fadli Zon Library, Tanah Abang, Jakarta, Senin (14/8/2023). Berikut petikannya.

Menurut Pak Fadli, apakah benar Pak Prabowo dan Gerindra ingin melibatkan keluarga presiden terutama Mas Gibran, karena sering dikunjungi Pak Prabowo, mampir ke Solo dan acara di sana, menjadi bagian dari Pak Prabowo. Benar tidak?

Ya kalau yang saya lihat, Pak prabowo saking dekatnya dengan Pak Jokowi tentu membuka jalan apapun, apalagi Mas Gibran sudah menjadi suatu pejabat publik juga, tapi tentunya semua itu proses politik. Proses politik kita masih panjang kelihatannya.

Masih akan mendengarkan ketua umum parpol. Apalagi sudah tambahan gabungan. Pasti juga mendengarkan saran-saran senior, apalagi juga dari Presiden dan lain-lain. Dan itu akan mengerucut kepada satu pengambilan keputusan.

Lihat saja di Indonesia ini last minute, injury time, biasanya begitu. Kalau kita liat tradisinya ya. Karena memang harus ada element of surprise. Kalau politik tidak ada element of surprise, apalagi terlalu mudah ditebak, tidak asyik.

Buat Pak Fadli, kita nggak bicara orang, tapi sosok atau kriteria. Yang cocok mendampingi Prabowo menjadi Cawapres. Bukan orang, tapi di mata Pak Fadli itu yang kaya apa?

Pasti yang komplementer ya, melengkapi. Artinya kalau Pak Prabowo latar belakangnya militer, ya tentu cawapres kalau bisa sipil. Kalau Pak Prabowo senior, cawapresnya tentu junior muda.

Tentu melengkapi dari sisi, karena ini sebuah koalisi dengan persyaratan partai dan lain-lain. Dan saya kira hal-hal yang komplementer itu ada pada beberapa kandidat kan. Kandidat-kandidat yang ada disebutkan itu semuanya. Nanti pada waktunya dirembukkan.

Menurut Pak Fadli, asal dari mana menjadi pertimbangan tidak? Pak Prabowo darah Jawa, harusnya luar jawa. Apa perlu begitu?

Itu saya kira harus dilihat juga dari survei. Jadi salah satu indikator melihat. Jadi penting juga melihat survei.

Kalau kita lihat, survei pak Erick kencang kayanya. Kebetulan Pak Erick muda, dari luar Jawa?

Oh iya, makanya kalau kita lihat dari calon-calon yang ada pada umumnya, Cak Imin eligible, Pak Erick eligible, Pak Airlangga eligible, Pak Zul juga, Mas Gibran, semuanya eligible.

Tinggal pada poin-poin mana yang memang itu pasti dirembukkan para pengambil keputusan ini pada saatnya. Kapan kira-kira yang paling pas.

Apalagi kalau sudah ada konfigurasi yang terbayangkan ada 3 pasangan Capres, atau 2 pasang. Atau 3 pasang siapa saja, yang sudah ada calon-calon wakilnya.

Pak Fadli, banyak orang mengira bahwa makin ke sini, endorse Pak Jokowi ke Pak Prabowo itu makin kental, makin kelihatan.

Tapi ada juga orang mengatakan Pak Jokowi itu memberikan hal yang sama ke Pak Ganjar. Jadi berimbang.

Kalau menurut pandangan Pak Fadli emang benar Pak Jokowi makin ke sini makin memberikan endorsemen kepada Pak Prabowo?

Ya saya kira dari peristiwa-peristiwa, event-event yang ada, kelihatannya begitu.

Menurut saya wajar-wajar saja karena selama 4 tahun lebih kan atau 4 tahun ini hubungan Pak Jokowi dan Pak Prabowo sangat intensif, antara presiden dan Menteri Pertahanan dan ke mana-mana sering kali bersamaan.

Saya kira wajar, walaupun saya yakin dukungan Pak Jokowi kepada yang lain sah-sah saja. Jadi endorse, rekomendasi dan lain-lain itu dalam politik biasa dan wajar.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar