Mahfud MD Sindir Masyarakat yang Belajar dari Ustaz Google atau Medsos

Minggu, 19/12/2021 18:15 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD saat memberikan arahan persiapan Pilkada Tahun 2020 di depan para Ketua KPU, Ketua Bawaslu, dan Forkopimda se-DIY di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Sabtu (7/11). (Foto: Humas Kemenkopolhukam)

Menkopolhukam Mahfud MD saat memberikan arahan persiapan Pilkada Tahun 2020 di depan para Ketua KPU, Ketua Bawaslu, dan Forkopimda se-DIY di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Sabtu (7/11). (Foto: Humas Kemenkopolhukam)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menjelaskan bahwa penting untuk meningkatkan jumlah cendekiawan muslim di Indonesia.

Namun, kemurnian ilmu yang diperoleh harus berasal dari sumber yang tepercaya. “Jangan hanya belajar dari Uztad Google, atau dari Uztad Medsos, ilmu agama itu harus berasal dari yang sudah teruji,” katanya pada acara Muktamar Wahdah Islamiyah dikutip melalui keterangan pers, Minggu 19 Desember 2021.

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa tidak perlu ada perdebatan tentang dasar negara. Menurut Wapres, yang perlu dipikirkan justru bagaimana umat Islam sebagai mayoritas di negara ini dapat menjaga persatuan dan meningkatkan pemberdayaan.

“Pemberdayaan umat yang sampai sekarang masih dalam posisi yang lemah,” jelasnya.

Untuk menjaga persatuan, lanjut Ma’ruf, perlu dilakukan untuk menghindarkan diri dari pemikiran yang menyimpang. Caranya melalui yang santun dan damai sesuai dengan prinsip ajaran Islam wasathiyah yang kita anut bersama.

Selain itu, dia mengingatkan pemberdayaan agar umat menjadi kuat, baik dari segi pendidikan maupun ekonomi. Salah satu upaya yang harus kita lakukan adalah memperbanyak para pengusaha umat dengan membangun pusat-pusat inkubasi di berbagai daerah dan menaik-kelaskan para pengusaha mikro dan kecil.

"Kita semua tahu bahwa para da’i disamping sebagai pendakwah juga mereka para pedagang,” ungkapnya.

Ma’ruf berharap Wahdah Islamiyah sebagai salah satu Ormas Islam Nasional yang selama dua dekade telah konsisten mengusung persatuan Islam dapat terus bersinergi bersama pemerintah dan masyarakat, terutama dalam membangun umat yang berilmu sekaligus beriman.

Pasalnya, dia menilai Ilmu dan takwa tidak boleh kita pisahkan, ibarat dua sisi mata uang. Penguasaan ilmu pengetahuan yang benar justru akan semakin menuntun kita pada keimanan.

"Keduanya merupakan pegangan setiap insan dalam mengarungi kehidupan di tengah berbagai tantangan zaman,” jelasnya.

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar