Saking Ngerinya Kasus Covid di Jakarta, Layanan IGD Dilakukan di Tenda

Jum'at, 25/06/2021 14:40 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin jadikan ruang IGD untuk isolasi dan pelayanan IGD dilakukan di tenda (Tirto)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin jadikan ruang IGD untuk isolasi dan pelayanan IGD dilakukan di tenda (Tirto)

Jakarta, law-justice.co - Melonjkanya kasus Covid-19 di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta membuat pemerintah terus berupaya menambah ruang perawatan dan isolasi bagi pasien. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan ruang IGD sebagai ruang isolasi dan layanan IGD dilakukan di tenda-tenda.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dia awalnya menjelaskan ada tiga RS di DKI Jakarta yang dikonversi menjadi RS khusus rujukan Covid-19. Rumah Sakit itu adalah RS Fatmawati, RS Persahabatan, dan RSPI Sulianti Saroso.

"Dalam seminggu terakhir ini kita sudah mengambil beberapa keputusan di antaranya menkonversikan tiga rumah sakit besar pemerintah, yaitu RS Fatmawati, RS Sulianti Saroso, dan RS Persahabatan, untuk menjadi 100 persen rumah sakit yang menangani Covid. Sehingga dengan demikian ada ratusan tempat tidur baru lengkap dengan peralatan, lengkap dengan dokter-dokter yang berpengalaman, lengkap dengan perawat-perawat yang berpengalaman untuk bisa melayani para pasien yang sakit di DKI Jakarta," kata Budi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/6/2021).

Budi berharap konversi ini bisa rampung pekan ini. Dia mengatakan RS tersebut telah lengkap dengan fasilitas kesehatan dan tenaga medis.

"Dan diharapkan minggu ini konversi ini bisa selesai sehingga bisa menambah jumlah tempat tidur untuk melayani rakyat Jakarta yang sudah lengkap langsung dengan fasilitas dan tenaga kesehatan," kata dia.

Selain itu, Budi mengatakan pemerintah juga menyulap ruang IGD di RS menjadi ruang perawatan pasien Covid-19. Sehingga rumah sakit memiliki tambahan ruang isolasi.

"Hal kedua yang telah kita lakukan adalah berkoordinasi dengan Pak Gubernur (Anies Baswedan) dan Kepada BNPB adalah kita akan mengubah semua kamar IGD, gawat darurat menjadi kamar isolasi, sehingga dengan demikian perawatan yang normal bisa dilakukan di sana untuk menampung pasien yang sudah masuk ke rumah sakit mendapatkan perawatan seperti di kamar biasa," kata dia.

Sementara itu, penanganan gawat darurat akan dialihkan ke tenda yang telah dibangun di lingkungan rumah sakit. Sehingga pasien yang akan melakukan pengecekan akan diarahkan ke tenda darurat itu.

"Sedangkan untuk layanan IGD-nya kita sudah memutuskan untuk membangun tenda di luar rumah sakit supaya yang ingin dicek masuknya ke sana, tidak masuk ke ruang IGD karena ini akan dipakai sebagai tambahan tempat tidur. Kita berterima kasih karena BNPB sudah sangat membantu untuk menambah tenda-tenda di luar RS sebagai tempat IGD sehingga kita bisa menggunakan ruang IGD yang ada sebagai tempat isolasi," katanya.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar