Begini Gejala COVID-19 Varian JN.1 yang Lagi Naik di Indonesia

Minggu, 24/12/2023 06:52 WIB
Varian virus Covid-19 (Pixabay)

Varian virus Covid-19 (Pixabay)

Jakarta, law-justice.co - Menurut keterangan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang menyatakan ada prediksi gelombang kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia dan baru akan menurun pada Februari 2024.

Dari data yang ada, saat ini sudah ada lebih dari 2 ribu kasus baru COVID-19 dalam sepekan dan sebanyak 43 persennya merupakan infeksi varian JN.1. "Memang kenaikannya pesat, artinya dia mendominasi varian yang ada.

Menurut pengalaman kita di waktu yang lalu,  begitu angkanya sampai 80 persen, di atas 80 persen itu peak-nya tercapai," lanjut Menkes dalam konferensi pers, Jumat (22/12/2023).

"Maka seharusnya di Januari itu peak-nya sudah dicapai. Nah peaknya berapa lama? Biasanya kita turun tidak lebih dari satu bulan. Peak-nya paling 2 minggu sampai 4 minggu maksimal sudah kemudian terjadi penurunan," tegasnya.

Budi menambahkan, Indonesia mencatat rata-rata kasus COVID-19 sebanyak 2.800 kasus per minggu. Meski penambahan kasus baru ini terhitung pesat, Menkes menyebut, angkanya masih tergolong sedikit.

Membandingkan situasi COVID-19 di negara tetangga, Menkes menyoroti potensi penurunan kasus COVID-19 di Indonesia juga akan terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi.

"Varian JN.1 yang banyak juga terjadi di luar negeri. Kita lihat di negara tetangga sudah terjadi penurunan. Harusnya biasanya itu mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlampau lama lagi terjadi di kita," ujar Menkes.

Sementara itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menjelaskan, varian JN.1 lebih menular dibandingkan varian Corona yang menyebar sebelumnya. Hingga kini tercatat ada 38 kasus COVID-19 dengan infeksi varian JN.1 di wilayah Jakarta sepanjang 2023.

Memang gejala infeksi varian ini sebenarnya tidak jauh berbeda dari varian Corona lainnya. Hanya saja, ada sedikit perbedaan gejala pada lidah pasien dengan infeksi JN.1. 

"Varian JN.1 ada, kita sudah ada. Sudah ditemukan. JN.1 itu dari hasil genome sequencingnya (pengurutannya) di Jakarta sejak awal 2023 sudah ditemukan 38 pasien," kata Ani di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (22/12). "JN.1 ini sebenarnya sama saja. Subvarian turunan Omicron, cuma ada ciri-ciri khasnya. Lidahnya menunjukkan warna lebih putih dari biasanya," lanjutnya.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), gejala varian ini mirip dengan penyakit lain yang seringkali muncul saat musim dingin seperti flu, pilek, atau infeksi saluran pernapasan.

Gejala COVID-19 dengan infeksi varian JN.1 COVID-19 seperti:
Batuk
Sakit tenggorokan
Sakit kepala
Nyeri otot
Demam
Perubahan atau hilangnya rasa atau bau
Hidung mampet dan pilek
Kelelahan
`Brain fog`
Sesak napas
Gejala gastrointestinal (sakit perut, diare ringan)

(Warta Wartawati\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar