Trend Anak Muda China Tukang Ngutang, Ala Fintech Jack Ma Disorot

Kamis, 25/03/2021 18:15 WIB
Trend Anak Muda China Tukang Ngutang, Ala Fintech Jack Ma

Trend Anak Muda China Tukang Ngutang, Ala Fintech Jack Ma

law-justice.co - Jack Ma  sebagai Miliuner China  seorang pebisnis berkebangsaan Tiongkok. Dia merupakan pendiri sekaligus Chairman Eksekutif dari Alibaba Group, perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok, kini pamor tersebut mulai memudar. Bahkan anak muda China terindikasi menyetujui kebijakan pemerintah untuk memperketat pengawasan terhadap fintech keuangan milik Jack Ma seperti Ant Financial. Alasannya, layanan tersebut dinilai menjebak anak muda untuk lebih banyak berutang.

Miliuner China ini   telah cukup lama dianggap sebagai panutan anak muda dan usaha kecil China karena menawarkan pinjaman online (pinjol) cepat sehingga mereka bisa mewujudkan keinginan mereka.


Salah satu iklan Huabei  sebagai aplikasi pinjaman online , fitur kartu kredit digital yang dikendalikan oleh Alipay adalah "kalian masih muda, habiskanlah uang".

Anak muda China bernama Shen Xiaoli mempercayai iklan tersebut. Pria 25 tahun ini sedang magang di Beijing dan menggunakan pinjaman itu untuk membeli barang-barang kebutuhannya. Utangnya pun menumpuk.
 
"Saya merasa tidak akan bisa menyelesaikan cicilan pinjaman itu," ujarnya seperti dihimpun dari Los Angeles Times, Kamis (25maret 2021).

Ketika Jack Ma dan kerajaan fintechnya diselidiki pemerintah China, ia memutuskan untuk menahan diri dan mengurangi pinjaman online dan bahkan menghapus aplikasi Huabei. Dia pun berencana melunasi utang 1.000 renminbi terakhirnya.

"Melalui baptisan dalam semangat komunisme, saya mengendalikan keinginan saya untuk mengkonsumsi. Saya akhir akan terbebas," terangnya.

Layanan Ant Grup Huabei dan Jiebei pun kini menjadi perdebatan di China. Sebagian membela layanan ini dan menyalahkan peminjam yang boros dan tak bisa mengatur keuangannya. Sebagian lagi menyalahkan rayuan yang dibuat perusahaan.

Layanan pinjaman online mikro Ant Financial, Huabei dan Jiebei telah menjadi perhatian pemerintah China. Pasalnya, iklan layanan menganjurkan pengguna "untuk menghabiskan" dan meminjam saja".

Berdasarkan prospektus IPO Ant Group, pinjaman mikro Huabei dan Jiebei telah digunakan 500 juta orang. Perusahaan riset pemasaran Nielsen menemukan 86,6% penguna produk ini adalah anak muda berusia 18-29 tahun.

Huabei dan Jiebei sebenarnya hanya penghubungkan peminjam dengan pemilik dana, mereka tidak memberikan sebagian besar permohonan pinjaman. Dana pinjaman berasal dari bank mitra dan investor.

Ant Group memberikan solusi atas kesulitan bisnis kecil dan individu yang kesulitan mendapatkan kredit dari perbankan. Tetapi mereka menargetkan anak muda yang sedikit pengalaman finansial, dengan cepat menyetujui pengajuan kredit tanpa jaminan.

Ant Grup meraup keuntungan dari biaya layanan untuk setiap transaksi dan memotong pembayaran bunga, sambil mengalihkan risiko gagal bayar pinjaman kepada bank dan investor.

Ant Group hanya mendanai 2% dari pinjaman konsumen dan strategi ini dianggap mirip dengan pemberian pinjaman subprime mortage yang memicu krisis keuangan AS pada 2008 silam. Ant Financial adalah perusahaan FinTech bernilai tertinggi di dunia, dan perusahaan unikorn paling bernilai di dunia, dengan nilai US$150


 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar