Dibenci Pemerintah China, Ada Apa Sri Mulyani Puji Jack Ma?

Selasa, 23/03/2021 21:01 WIB
Menkeu Sri Mulyani puji Jack Ma terkait perkembangan tekologi (Doc. Kemenkeu)

Menkeu Sri Mulyani puji Jack Ma terkait perkembangan tekologi (Doc. Kemenkeu)

law-justice.co - Pemilik Alibaba, Jack Ma belakangan ini dibenci oleh pemerintah China. Namun, hal berbeda justru ditunjukkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hal itu terkait perkembangan teknologi.

Dia mengatakan Jack Ma bersama Ant Capital melakukan perubahan pada proses aktivitas keuangan secara digital. Perusahaan itu memotong waktu yang diperlukan bank konvensional.

"Jack Ma dan Ant Capital dengan satu-dua menit tiga step. Step pertama dengan melihat jejak digital. Step implementasi dan step ketiga langsung approve langsung lending-nya dikasih pakai AI (Artificial Intelligence)," kata Sri Mulyani, dalam acara Katadata Indonesia Data and Economic Conference 2021, Selasa (23/3/2021).

Hal ini berbeda dengan yang dilakukan bank, termasuk harus mempekerjakan orang sedangkan pada Ant diganti keputusannya menggunakan AI. Menurutnya level playing of field-nya jadi berbeda.

Dengan begitu membuat perdebatan sebab bank memiliki regulasi dan tergolong berat sementara bagi platform teknologi keuangan tidak ada aturannya.

"Ini yang akan terjadi, pertemuan antara traditional business dengan munculnya model bisnis baru dengan digital mengandalkan AI," kata dia.

AI sendiri di mata para tokoh seperti Elon Musk, Stephen Hawking hingga Bill Gates pun tak sama. Menurut Sri Mulyani mereka ada yang mengatakan ketakutan dan adapula yang menjadi lini terdepan dari kehidupan manusia.

Sri Mulyani juga mengatakan pelaku fintech cenderung monopolistik atau oligopolistik. Dia mengatakan di dunia hanya ada satu Google dan raksasa mesin pencarian juga berkali-kali terkena competition policy di berbagai belahan dunia.

Dia mengaku jika kompetisi akan semakin berat saat ini. Perusahaan besar akan terus mencaplok perusahaan rintisan.

"Orang baru bikin startup langsung dibeli sama Microsoft, Facebook. Membeli kompetitornya," ujar Sri Mulyani.

Ini juga terjadi karena para startup membutuhkan pendanaan berikutnya karena uang dikawal usaha tidak akan cukup. Saat membutuhkan pendanaan, maka startup akan dimakan oleh para raksasa-raksasa teknologi itu.

"Membutuhkan itu langsung dimakan saja. Kompetisi tidak semudah itu," tutupnya.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar