Menteri Keuangan Ungkap soal Untung-Rugi Rupiah Ambrol ke Rp16.000
Modus Pemda Tim Sukses Menyamar Jadi Peserta Bansos kata Sri Mulyani Foto: ekbis.sindonews.com
Jakarta, law-justice.co - Menteri Keuangan (Menkeu RI), Sri Mulyani membedah untung dan rugi nilai tukar rupiah yang terus melemah hingga tembus level Rp16 ribu per dolar AS, bahkan mendekati level Rp17 ribu.
"Saya sampaikan bahwa situasi global yang berkembang saat ini pasti akan berdampak pada perekonomian Indonesia," tegas Sri Mulyani dalam akun Instagram pribadinya, Sabtu (20/4).
Ani, sapaan akrabnya, menyebut pelemahan mata uang Garuda akan menimbulkan inflasi. Ia mengatakan konversi dolar AS terhadap rupiah bakal mempengaruhi sektor impor, di mana bisa mengerek inflasi di Tanah Air.
Di lain sisi, dia menilai masih ada keuntungan yang akan diperoleh Indonesia.
"Di sisi ekspor, penerimaan akan jauh lebih baik dengan nilai tukar dolar yang menguat," ucapnya soal keuntungan pelemahan rupiah.
Meski begitu, Ani berjanji pemerintah terus antisipatif dan waspada terhadap perkembangan situasi global. Sang Bendahara Negara yakin Indonesia akan tetap resilien dalam keadaan seperti sekarang.
Sri Mulyani menegaskan bakal tetap menjaga stabilitas ekonomi makro, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Kementerian Keuangan juga akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada.
Khusus di sektor fiskal, Ani memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memegang peran sebagai shock absorber yang efektif serta kredibel.
"Saya sampaikan bahwa Indonesia masih optimis dan confident memiliki resiliensi ekonomi yang bagus, seperti saat melewati krisis pandemi (covid-19) lalu," tegasnya.
"Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus," tutup Ani.
Pelemahan rupiah terjadi di momen libur lebaran 2024. Bahkan, itu diperparah ketika perdagangan kembali dibuka pada Selasa (16/4).
Jatuhnya mata uang Garuda di momen Idulfitri 1445 H dibarengi dengan kekhawatiran Israel diserang. Benar saja, negara Zionis itu dihujani ratusan drone oleh Iran pada Minggu (14/4).
Hujan drone itu terjadi setelah Israel menyerang kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Aksi tersebut turut menewaskan beberapa petinggi Garda Korps Revolusi Iran.
Bahkan, Israel melakukan serangan balik. Mereka diduga menyerang balik Iran setelah tiga ledakan terdengar di dekat Kota Isfahan pada Jumat (19/4) pagi.
Rupiah bergerak fluktuatif di tengah perang di Timur Tengah. Terakhir, mata uang Garuda ditutup kembali melemah 0,50 persen atau 81 poin ke posisi Rp16.260 per dolar AS pada Jumat (19/4).
Komentar