WHO Sampaikan Pesan Mengejutkan Soal Pandemi Covid-19

Selasa, 30/06/2020 19:05 WIB
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (kompas)

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menyampaikan pesan mengejutkan soal perkembangan covid-19. WHO mengatakan bahwa akibat terburuk dari pandemi covid-19 belum datang, sehingga diminta tak boleh lengah.

"Secara global, pandemi ini masih naik," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah konferensi pers virtual seperti dikutip dari cnbcindonesia.com , Senin (29/6/2020).

"Kita ingin ini selesai. Kita ingin dapatkan kembali kehidupan kita. Tetapi realitas terberatnya adalah ini belum juga mendekati akhir," lanjutnya.

Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, virus corona telah menginfeksi 10,1 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan kematian 502 ribu pasien. Sementara yang terpaeahnya, ada 60% kasus harian baru datang dari negara-negara Amerika.

Lebih dari 23% dari 189.077 kasus baru secara global ditemukan di AS. Brasil adalah negara dengan kasus baru terbanyak pada data yang dipaparkan WHO tersebut hari itu.

"Beberapa kasus bangkit lagi di beberapa negara ketika mereka membuka kembali ekonomi dan komunitas mereka. Banyak orang masih rentan. Virus ini memiliki banyak ruang untuk bergerak," tegasnya.

Sementara sejumlah negara yang kasusnya mulai menurun justru dilanda serangan covid-19 gelombang kedua. negara-negara yang mengalami hal itu adalah Korea Selatan, China, dan juga Amerika Serikat.

Gelombang II di AS terjadi ketika Donald Trump membuka kembali aktivitas bisnis dan melonggarkan pembatasan sosial. Kasus baru melonjak dan mencapai rekor di beberapa negara bagian terutama di kawasan Selatan dan Barat, seperti Florida, Texas, California dan Arizona.

Tokoh kesehatan ternama AS, Dr Anthony Faucy bahkan memperingatkan angka kematian akan terus bertambah, terutama dari kasus anak muda menginfeksi golongan tua.

"Hal yang paling penting untuk mengintervensi rantai transmisi adalah bukan teknologi tinggi. Kuncinya adalah tracing dan karantina kontak. Tes, tes, isolasi dan karantina kasus," katanya.

Ia pun menyinggung tentang kurangnya solidaritas global. Oleh karena itu, dia meminta agar kepala negara harus bersatu untuk melawan covid-19.

"Yang terburuk belum datang. Saya meminta maaf untuk mengatakan ini. Tetapi dengan lingkungan dan kondisi seperti ini, kami takut yang terburuk," tutupnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar