Bukannya Sembuh, Obat yang Dianjurkan Trump Malah Bikin Gagal Jantung

Senin, 18/05/2020 20:34 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Ist)

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Ist)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyarankan penggunaan hydroxychloroquine untuk mengobati pasien covid-19. Namun, ternyata obat ini tidak menyembuhkan pasien covid, hanya malah membuat gagal jantung.

Hal itu diungkapkan dalam hasil studi terbaru yang terdapat di jurnal American Medival Association yang diterbitkan New England Journal of Medicine.
Dalam laporannya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika sendiri dan National Institutes of Health malah telah mengeluarkan peringatan keras untuk tidak menggunakan obat tersebut.

"Paku itu sebenarnya telah dimasukkan ke dalam peti mati hydroxychloroquine," kata Dr. William Schaffner, pakar penyakit menular dan penasihat lama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS seperti dikutip dari viva.co.id, Senin (18/5/2020).

Tak hanya itu, Para peneliti dari Universitas di Albany juga mengeluarkan hasil studi terbaru mereka tentang hydroxychloroquine. Berdasarkan hasil studi ini, dari 1.438 pasien corona yang dirawat di rumah sakit di New York, tingkat kematian untuk pasien yang menggunakan hydroxychloroquine serupa dengan mereka yang tidak menggunakan obat itu.

Malah katanya, pasien yang menggunakan obat tersebut lebih dari dua kali berpotensi besar terkena serangan jantung yang menyebabkan kematian. Hal itu disebabkan oleh efek samping hidroksi klorokuin yang terkandung dalam obat itu.

"Yang paling penting bagi saya dari penelitian ini adalah sangat konsisten dengan pedoman FDA dan NIH yang dikeluarkan pada bulan April," kata David Holtgrave dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas di Albany.

oleh karena itu dia meminta pemerintah agar saat mengintervensi kesehatan masyarakat dan perawatan untuk corona atau penyakit lain mengikuti data dan mengikuti ilmu pengetahuan.

Sekadar diketahui, Trump sangat yakin hydroxychloroquine bisa dipakai mengobati corona. Bahkan sudah sejak Maret 2020 dia sangat rajin mengkampanyekan obat untuk malaria dan lupus itu ke masyarakat. Trump tak peduli meski ilmuwan telah memperingatkannya.

"HYDROXYCHLOROQUINE & AZITHROMYCIN, secara bersama-sama, memiliki peluang nyata untuk menjadi salah satu pengubah game terbesar dalam sejarah kedokteran," tweet Trump pada 21 Maret.

Trump memiliki dasar yang jelas tentang khasiat obat ini. Hasil penelitian di Prancis terhadap 20 pasien pada bulan Maret yang menunjukkan bahwa obat-obatan tersebut dapat bekerja melawan virus menjadi dasarnya.

Namun, ternyata para peneliti yang menerbitkan penelitian itu kemudian mengatakan penelitian itu tidak memenuhi standar yang diharapkan.

Presiden Joko Widodo juga sempat mengaku akan mengguanakn obat tersebut untuk mengobati pasien corona. Bahkan saat itu, dia mengaku sudah memesannya ke China.

 

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar