60.000 Orang Miskin Baru di Kabupaten Lahat, Ini Kata Sosiolog

Rabu, 08/04/2020 15:30 WIB
Ilustrasi orang miskin (Foto: Freepik)

Ilustrasi orang miskin (Foto: Freepik)

law-justice.co - Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, menyampaikan data jumlah warga miskin baru (Misbar) di wilayahnya. Dari data tersebut, sebanyak 60 ribu warga kini berstatus menjadi Misbar akibat kehilangan pekerjaan dan bisnis anjlok dampak dari penyebaran wabah virus corona di seluruh Indonesia.

Dilansir dari Tribunsumsel.com 60 ribu warga tersebut terdata dari 24 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lahat. Kepala Dinas Sosial Iskandar mengungkapkan, adanya data Misbar tersebut menindaklanjuti permintaan Gubernur Sumsel terkait pendataan warga miskin dampak pandemi Covid 19.

"Ada sekitar 60 ribu Misbar yang terlahir akibat wabah virus corona ini. Teknis pengumpulan datanya dilakukan pihak RT dan Kadus. Karena mereka lebih tahu kondisi perekonomian di masyarakat," ujar Iskandar, Selasa (7/4/2020).

Iskandar menambahkan mayoritas Misbar ini terdata dari masyarakat berusia produktif, karena tiba-tiba tidak ada penghasilan hingga kehilangan pekerjaan imbas pandemi corona. Misalnya buruh harian, pengendara ojek, UMKM, dan beberapa sektor perekonomian lainnya.

"Ada yang tidak punya penghasilan meski ada pekerjaan, ada juga yang betul-betul kehilangan pekerjaan. Kita masih bekerja lakukan pendataan Misbar ini," terangnya.

Saat di hububungi Law-justice.co, Guru Besar Sosiologi Fisipol UGM Sunyoto Usman mengatakan, hingga saat ini rantai penularan Covid-19 memang belum dapat dihentikan. Banyak masyarakat di seluruh wilayah belum ada kesadaran yang tinggi untuk menghentikan kegiatan seperti anjuran pemerintah.

Ia mengatakan bahwa masih saja banyak orang yang bepergian dengan urusan yang tidak terlalu mendesak, masih ada pertemuan dalam jumlah besar, mengabaikan masker, tidak cuci tangan, dan lainnya. Jika rantai penularan virus diputus, semakin lama pula laju perekonomian berjalan normal.

Menurut dia, jumlah Misbar sebanyak 60 ribu orang itu adalah angka yang cukup tinggi. Sunyoto menduga, masyarakat Misbar ini memang sudah tergolong rentan miskin sebelu adanya wabah corona.

“Dugaan saya mereka memang tergolong rentan miskin, ketika ekonomi terganggu atau alami detagnasi seperti sekarang maka mereka jadi miskin,” ungkapnya pada Law-justice.co, Rabu (8/4/2020).

Ia menjelaskan sedikit solusi yang sebaiknya dilakukan pemeritah setempat agar angka kemiskinan tak semakin bertambah ialah dengan merivisi alokasi APBD.

“Para pengusaha diminta untuk berpartisipasi dukungan finansial,” ujarnya.

Tak hanya itu, pemerintah juga harus segera mengucurkan safetynet untuk mencegah kriminalitas.

“Sosialisasi harus segera ditingkatkan,” pungkasnya.

(Lili Handayani\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar