Dituduh Bakar Gereja, OPM: Itu Permainan Militer & Polisi Indonesia!

Kamis, 19/03/2020 11:37 WIB
Jubir Tentara OPM, Sebby Sambom (Tempo)

Jubir Tentara OPM, Sebby Sambom (Tempo)

Jakarta, law-justice.co - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika dituduh melakukan pembakaran terhadap tempat ibadah (gereja) yang berada di kawasan Opitawak pada 12 Maret 2020 lalu. Namun hal itu dibantah juru bicara tentara nasional pembebasan Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom.

“ Kami curiga dan meyakini bahwa pembakaran gereja itu permainan militer dan polisi Indonesia. Tujuannya untuk memojokkan TPNPB dan OPM, jadi bakar-bakar rumah masyarakat, gereja permainan seperti biasa dilakukan. Ini bukan baru, tetapi dari tahun 1960-an sampai kini dilakukan,”ujar Sebby Sambom, Rabu (18/3/2020) pagi

Dia mengaku, tak kaget dengan tuduhan dari pihak polisi tersebut.

“TNI dan polisi Indonesia menuduh TPNPB dan OPM, maka harus dibuktikan secara hukum, dilengkapi dengan bukti-bukti dan saksi. Dengan proses hukum ini, maka di sana akan nyata bahwa siapa yang benar. Jadi kalau mau tentukan pelaku pembakaran gereja, Indonesia harus izinkan tim independen yang masuk investigasi yaitu Komisi HAM bersama Komnas HAM Papua. TNI-Polri jangan asal menuduh, juga media-media Indonesia jangan publikasi berita sepihak yang tidak seimbang,”tukas Sebby Sambom.

Diketahui pembakaran terhadap tempat Ibadah (gereja) yang berada di Kawasan Opitawak Distrik Tembagapura pada tanggal 12 Maret 2020 Ini dikatakan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal, Selasa (17/3/2020) malam.

Diketahui bahwa selama ini kelompok Lekagak Telenggen dan KKB lainnya menjadikan gereja yang semula digunakan oleh masyarakat sebagai tepat ibadah tersebut dialih fungsikan menjadi pos untuk bersembunyi dari kejaran aparat keamanan TNI dan Polri di Tembagapura.

“Gereja tersebut sebelumya ramai oleh masyarakat di Kampung Opitawak dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan ibadah, tapi sudah beberapa pekan belakangan semenjak KKB menebar teror di wilayah tersebut, masyarakat akhirnya harus mengalah. Tindakan tersebut lantaran KKB tidak memiliki tempat untuk bersinggah, sehingga mereka memberikan ancaman terhadap masyarakat disekitar untuk dapat menjadikan gereja sebagai markasnya,”ujarnya

Hal itu juga yang mendasari masyarakat di Distrik Tembagapura (termasuk kampung Opitawak) mengamankan diri dari berbagai penindasan yang dilakukan KKB. (beritasatu.com).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar