Masiku Masih Buron, ICW Ungkit Pertemuan Ketua KPK dengan Megawati

Selasa, 03/03/2020 08:52 WIB
Ketua KPK, Firli Bahuri. (Tirto.id.)

Ketua KPK, Firli Bahuri. (Tirto.id.)

Jakarta, law-justice.co - LSM anti korupsi Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak serius mengejar buronan Harun Masiku.

Harun Masiku adalah bekas caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang terjerat kasus dugaan suap pergantian antar-waktu (PAW) anggota DPR 2019-2024.

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengatakan, sejak awal lembaganya telah memprediksi kondisi di mana keberadaan sosok seperti Harun Masiku hilang entah ke mana.

Kurnia menilai terlalu banyak kontroversi yang menyelimuti kasus itu, mulai dari kegagalan menyegel kantor DPP PDIP, hingga tak kunjung digeledahnya kantor partai itu.

Melihat kondisi itu, sambung dia, tak heran jika dugaan publik KPK tidak berani berhadapan dengan partai besar seperti PDIP, bisa jadi benar.

“Harun Masiku Masiku jelang dua bulan tidak ditemukan oleh KPK."

"Kalau kita melihat background dari partai Harun Masiku, PDIP, kita juga harus melihat rekam jejak pimpinan KPK."

"Yang memang ketika proses seleksi, Saudara Firli Bahuri pernah mengaku sempat bertemu Ketua Umum PDIP, Bu Megawati Sukarnoputri,” kata Kurnia saat dimintai konfirmasi, Senin (2/3/2020).

Kata dia, kunci penanganan kasus Harun Masiku ada di pimpinan KPK.

Apa pun hasil investigasi dari pihak lain, akan tetap mengalami jalan buntu jika KPK tidak berniat serius menyelesaikan kasus itu.

Menurutnya, kendalanya jelas ada di pimpinan KPK.

"Salah satu indikasinya adalah pengembalian penyidik Kompol Rossa Purbo Bekti oleh pimpinan KPK ke Polri."

"Padahal Kompol Rossa merupakan orang yang sejak awal memahami kasus ini," jelas Kurnia.

Kurnia mengatakan, apabila Harun Masiku tidak tertangkap, ICW menduga kasus penyuapan ini akan berhenti pada mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan.

Juga, beberapa penghubung antara Harun Masiku dan Wahyu.

Harun Masiku, menurutnya, merupakan titik penting untuk membuka apakah ada aktor lain.

Selama ini, imbuh Kurnia, masyarakat mengenal KPK sebagai lembaga yang sangat cepat meringkus pelaku korupsi, namun mengapa baru kali ini menurutnya KPK terlihat lamban memproses buronan.

"Dengan melihat kondisi KPK saat ini, masyarakat akan melihat KPK hanya memusatkan perhatian pada isu pencegahan."

"Sementara penindakan pasti akan menurun, dan konsekuensi logisnya adalah banyak pelaku korupsi tidak takut lagi menghadapi KPK," tegas Kurnia.

Sebelumnya, Ketua KPK Firli Bahuri menyatakan lembaganya telah mengerahkan seluruh kekuatan untuk mencari Harun Masiku yang masih buron.

“Sampai hari ini kita concern terhadap pencarian terhadap Saudara HM (Harun Masiku)."

"Dan kita sudah perintahkan kepada Deputi Penindakan, karena mencari seseorang itu harus bekerja sama."

"Dan juga harus dibantu oleh aparat penegak hukum lain, apakah pihak Kementerian Hukum dan HAM terkait dengan pelintasan dan imigrasi," papar Firli.

"Kita juga bekerja sama dan meminta bantuan kepada Polri, termasuk juga kepada rekan-rekan yang bertugas di luar negeri,” imbuhnya.

Harun Masiku merupakan tersanga kasus dugaan suap terkait penetapan PAW anggota DPR periode 2019-2024.

Dia ditetapkan sebagai tersangka karena diduga memberi uang kepada Komisioner KPU ketika itu Wahyu Setiawan, agar membantunya menjadi anggota legislatif melalui mekanisme PAW.

KPK sudah menetapkan Wahyu, Agustiani, dan Saeful menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap terhadap Wahyu.

Selain itu, ada Harun Masiku juga sebagai tersangka namun masih buron.

KPK menyebut Wahyu dan Agustiani diduga sebagai penerima suap, sedangkan Harun Masiku dan Saeful disebut sebagai pihak yang memberi suap.

Menkumham Tak Kenal

Komisi III DPR kembali menggelar rapat dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Selasa (25/2/2020).

Dalam rapat tersebut, Komisi III DPR mencecar Yasonna Laoly terkait hubungannya dengan buronan KPK Harun Masiku.

Anggota Komisi III Fraksi PAN Sarifuddin Sudding bertanya apakah Yasonna Laoly mengenal Harun Masiku.

Sudding heran karena Yasonna Laoly hanya mengandalkan informasi dari Ditjen Imigrasi untuk mencari Harun Masikilu.

"Yang tidak masuk akal, Saudara hanya gunakan satu sumber informasi, sementara isu ini dapat perhatian publik."

"Statement Anda meyakinkan. Saudara kenal Harun?" Tanya Sudding di Ruang Rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta Pusat.

Mendengar pertanyaan dari Sudding, Yasonna Laoly langsung merespons.

Ia menjawab sama sekali tidak mengenal Harun Masiku, sembari mengangkat tangannya dengan dua jari mengacung, seperti orang bersumpah.

"Sama sekali tidak (kenal). Lihat mukanya fisik belum pernah, foto aja," jawab Yasonna Laoly.

Setelah Yasonna Laoly menjawab pertanyaan Sudding, anggota fraksi Partai Demokrat Benny K Harman mendalami pernyataan Yasonna Laoly.

Ia mempertanyakan apakah tahu sosok Masiku Harun karena sempat maju jadi caleg PDIP.

Namun, Yasonna Laoly kembali menegaskan tidak kenal dengan Harun Masiku.

Benny kembali mencecar Yasonna Laoly.

"Kita kan ingin membangun akuntabilitas publik. Kenapa menyangkal Harun sahabat?"

"Janganlah bohong di siang hari bolong," ucap Benny.

Yasonna Laoly menjelaskan dirinya baru menjabat sebagai pengurus DPP PDIP pada periode 2019-2024.

Dia menegaskan saat proses pencalegan DPP PDIP yang aktif yakni periode 2014-2019.

"Saya di DPP, proses caleg itu saya belum di DPP, jangan ada pretensi yang tanpa data."

"Kita DPP baru setelah kongres," jelasnya. (wartakota.tribunnews.com).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar