Abdullah bin Amr bin al Ash

Pengkhianatan di Tahun 2019 dan Pertarungan Umat Islam di Pilpres 2024

Selasa, 11/02/2020 17:07 WIB
Umat Islam (Islampos)

Umat Islam (Islampos)

law-justice.co - Rasulullah Saw bersabda, bahwa ada empat sifat, barangsiapa yang empat itu ada padamu, maka ia adalah orang munafik murni. Dan barangsiapa yang ada padanya satu sifat maka terdapat satu sifat dari nifak, sehingga ia meninggalkannya, yaitu: apabila dipercaya ia khianat, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia menyelisihi, dan apabila ia berselisih ia keji(penuh tipudaya)".(HR. bukhari dan Muslim).

Partai-partai Nasionalis yang pada masa kampanye 2019 berjanji untuk "pro rakyat" namun ketika mendapat banyak suara Umat Islam pasca pemilu, maka seluruhnya termasuk Prabowo Subianto berduyun-duyun bergabung dengan "Rezim Inlander" China. Mengkhianati janji-janji manis yang pernah diumbar dimasa kampanye dulu.

Hanya 1 Partai Islam yang tetap berjuang bersama Rakyat Indonesia yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Seperti kata Habib Rizieq Shihab, Umat Islam harus mempunyai kekuatan politik di parlemen, jangan berharap kepada kaum nasionalis jika ingin Agamamu diperjuangkan.

Akankah umat Islam memenangkan pertarungan ideologi di 2024? Jika umat Islam kalah, berarti hitungan mundur tereliminasinya islam dari Nusantara.

Di Indonesia hanya 1 partai yang secara tegas menyatakan sebagai oposisi berjuang bersama rakyat yaitu PKS. Sementara partai-partai Nasionalis telah melebur bersama rezim Jokowi.

Mengapa tahun 2024 Umat Islam wajib memenangkan partai Da`wah (PKS)?, satu satunya partai zaman now yang dibangun oleh pondasi Da`wah dan para kadernya berasal dari multi pergerakan Islam (NU, Muhammadiyah, Persis, Masyumi, FPI, Pemuda Anshor dan gerakan Da`wah lainnya.

3 Keturunan Rasulullah SAW Pimpin Organisasi Islam modern: Habib Rizieq Shihab, Habib Aboe Bakar Al Habsy dan Habib Salim Segaf Al Jufri.

Habib Aboe Bakar Al Habsy dan Habib Salim Segaf Al Jufri memimpin Partai Da`wah PKS sementara Habib Rizieq Shihab memimpin Front Pembela Islam. PKS memimpin pergerakan sinkronisasi dari Parlemen, sementara FPI bergerak melalui arus rakyat (akar rumput).

Sejarah Pergerakan

Jauh sebelum terbentuknya PKS & FPI ketiga tokoh tersebut(Habib Rizieq Shihab, Habib Aboe Bakar Al Habsy dan Habib Salim Segaf Al Jufri) telah bergerak di dalam masyarakat, membina para pemuda, berda`wah mengembalikan masyarakat kepada "Khittahnya" yaitu Ruh Islam yang BerkeTuhanan yang maha Esa, Berkemanusiaan yang adil dan beradab dan menyatukan ukhuwah Persatuan Indonesia.

Pada era tahun 2001 hingga tahun 2009, ketika FPI dikriminalisasi, HRS dipenjarakan oleh oknum rezim saat itu(proxy Komunis), maka PKS bergerak menyelamatkan dengan kekuatan birokrasi dan kekuatan hukum, sehingga dapat menyelamatkan FPI dari pengeliminasian organisasi oleh oknum berkuasa (kaum nasionalis proxy komunis) saat itu.

Namun ketika masuk tahun 2010 hingga 2020, kekuatan kaum nasionalis sekuler berkolaborasi dengan kekuatan proxy Komunis berhasil menguasai berbagai institusi kuat di NKRI (POLRI, Kejaksaan, BIN).

Serangan fitnah pecah belah terhadap PKS dan FPI yang dibenturkan dengan ormas lainnya seolah anti Pancasila pun menjadi "primary weapon" kaum nasionalis sekuler proxy Komunis.

Pra Pemilu dan Pilpres 2019, HRS menyerukan kepada Umat Islam agar memenangkan Partai Islam pro Ijtima Ulama (PKS).
Pasca Pemilu 2019 ketika partai-partai Nasionalis meraup mayoritas suara Ummat Islam, maka tanpa ragu mereka membelot, mengkhianati Umat Islam dengan memilih melebur kepihak berkuasa dan meninggalkan Ummat Islam.

PKS tetap gigih berjuang sebagai Oposisi bersama rakyat Indonesia. HRS menyerukan kepada seluruh kekuatan Islam yang masih tersisa agar bersatu dan berjuang bersama dalam menghadapi kekuatan besar kaum Nasionalis Sekuler dan Nasionalis proxy Komunis.

HRS menegaskan bahwa 2024 adalah pertempuran Ideologi terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Umat Islam harus berjuang keras agar Ideologi Islam yang tertanam dalam Pancasila yaitu KeTuhanan yang maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab dan menyatukan ukhuwah Persatuan Indonesia tetap kuat sebagaimana dahulu para Pejuang kita berkorban untuk mengusir Ideologi asing penjajah dan perbudakan yang dibawa oleh Belanda.

Legislatif itu memproduksi hukum. Saat ini produk-produk hukum bertentangan dengan Islam dan merugikan Umat yang Mayoritas ini. Termasuk pengesahan dibentuknya Satuan Pembantai Densus 88.

Menurut Suripto(Mantan Pejabat BIN), jika mau membersihkan Komunis dari parlemen, maka butuh Islamisasi Parlemen dan menangkan Partai Dakwah sebagaimana dahulu partai MASYUMI pernah menghajar Komunis dari parlemen namun sayang saat itu Soekarno 60% pro PKI, maka 1965 PKI berada diatas awan dan sewenang - wenang membantai Umat Islam & TNI.

2019 yang penuh pengkhianatan

Tahun Politik 2019 sudah berlalu, dan kekuatan 9 Naga, MSS serta Komunis Indonesia berhasil menguasai pemerintahan.
Tahun 2019 pula Umat Islam "terpaksa" dikhianati oleh "sang jendral" dari partai Sekuler.

FPI, PKS, HRS dan MCA ditinggalkan begitu saja, sang jendral pun mengaku kalah terhadap kecurangan rezim berkuasa dan bergabung, tunduk di bawah kekuatan rezim boneka China.

Padahal seorang Pejuang, pantang menyerah dalam melawan kezaliman yang telah menggurita di Indonesia.
Masih ada kesempatan "bertempur" untuk memenangkan kekuatan Islam melalui satu-satunya Partai Dakwah (PKS).

FPI serta kekuatan Umat Islam lainnya "wajib" memenangkan satu-satunya Partai Dakwah Islam (PKS). Bagi yang Muslim, suka atau tidak suka dengan Partai Dakwah PKS saksikanlah saat ini Negara kita dipertaruhkan antara Islam VS Komunis.
Kaderisasi PKS yang sangat ketat, tak bisa ditembus atau disusupi oleh Komunis.

Sedangkan Partai Sekuler setiap tahun politik, selalu membuka pendaftaran Caleg, dari situlah masuknya kader-kader Komunis.

"Saya juga mengamanatkan kepada Habib Salim dan PKS untuk memperjuangkan hasil ijtimak ulama untuk agama, bangsa, dan negara," kata Habib Rizieq dalam keterangan tertulis, Selasa (9/4/19).

Jadi cukup jelas alasan HRS mendukung PKS, intinya PKS adalah Partai yang menampung aspirasi umat Islam, sebagai Imam Besar, wajar saja kalau HRS mengarahkan dukungan kepada PKS sebagai satu satunya Partai Dakwah dan Syariat Islam.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar