Diduga Siksa Warga Papua, TNI Dikecam Lakukan Perbuatan Keji

Sabtu, 23/03/2024 20:08 WIB
Ilustrasi: Pasukan TNI-Polri tengah memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. (Antara via CNN Indonesia)

Ilustrasi: Pasukan TNI-Polri tengah memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. (Antara via CNN Indonesia)

Jakarta, law-justice.co - Belakangan beredar sebuah video penyiksaan yang diduga dilakukan oleh sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga di Yakuhimo, Papua. Dugaan penyiksaan yang dilakukan tentara ini  berlangsung di kawasan yang merupakan wilayah di bawah Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cendrawasih, Papua. Direktur Imparsial, Gufron Mabruri menyatakan dugaan penyiksaan ini sebagai perbuatan yang keji dan sangat tidak berperikemanusiaan.  

Tidak dibenarkan dengan dalih dan alasan apapun,” kata Gufron dalam keterangannya, dikutip Sabtu (23/3/2024).  

Kata Gufron, aparat penegak hukum tidak bisa tinggal diam sehingga mesti adanya penyelidikan secara menyeluruh dan independen harus segera dilakukan untuk mengusut video penyiksaan yang beredar tersebut. “Jika terbukti benar seluruh pelakunya harus diproses hukum dan disanksi berat sesuai dengan perbuatannya,” katanya.

Dia mewanti-wanti bahwa instrumen hukum HAM nasional maupun internasional sesungguhnya telah melarang semua bentuk penyiksaan, tindakan keji dan tidak manusiawi yang merendahkan martabat manusia. Dengan alasan apapun, tak ada dasar bagi aparat TNI untuk melakukan penyiksaan terhadap sipil, bahkan untuk tujuan intelijen.

“Tidak boleh ada pembiaran apalagi toleransi sedikitpun terhadap berbagai bentuk praktik penyiksaan. Negara memiliki kewajiban untuk melakukan penyelidikan setiap dugaan penyiksaan yang terjadi dan menghukum berat para pelakunya,” tutur dia.

Kejadian penyiksaan ini, kata Gufron, merupakan rentetan preseden buruk yang melekat di citra TNI. Bahwa aparat TNI terkenal kerap melanggengkan kekerasan maupun pelanggaran HAM dengan identitas kekuasaannya sebagai aparat. Terlebih di Papua, pelanggaran HAM yang berujung kekerasan merupakan hal yang laten.

“Berlangsungnya praktik kekerasan (penyiksaan) sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari pendekatan keamanan yang selama ini dijalankan oleh pemerintah dalam menangani konflik Papua. Pengiriman pasukan TNI non-organik dari luar Papua alih-alih menyelesaikan konflik dalam realitasnya menimbulkan berbagai kekerasan politik di Papua,” kata dia.

Dia menitikberatkan selama pendekatan keamanan tersebut terus dijalankan oleh pemerintah, maka selama itu pula berbagai kekerasan politik dan pelanggaran HAM akan terus berlangsung di Papua. Dia lantas menekankan pemerintah harus mengubah cara pandang dan pendekatan dalam penanganan konflik Papua dengan pendekatan dan cara pandang yang lebih menghormati hak asasi dan martabat masyarakat Papua.  Salah satunya melalui dialog yang bersifat setara dan inklusif dengan berbagai kelompok di Papua.

“Kami mendesak Mabes TNI segera melakukan penyelidikan secara transparan dan menyeluruh terhadap dugaan penyiksaan yang dilakukan prajurit TNI di Yahukimo,” kata Gufron mendesak.

Lain itu, dia mendesak pelaku penyiksaan harus diadili di pengadilan umum untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas proses peradilan dan pelaku yang terlibat dihukum berat termasuk pemecatan dari dinas militer jika memang adanya penyiksaan oleh tentara sebagaimana yang terlihat dalam rekaman video. Gufron dalam pemikiran bahwa kekerasan maupun penyiksaan sipil di tanah Papua harus segera dihentikan.

Adapun dalam video yang beredar, lima orang pria tampak mengeliling sebuah tong. Seorang pria Papua dengan tangan terikat di belakang tampak tertunduk di dalam tong itu. Dari kedua lubang hidungnya, darah mengucur. Cairan berwarna merah mengalir membasahi bagian depan tubuh pria itu.

Tiba-tiba, pria berkaos hijau melayangkan bogem mentah ke arah bagian belakang kepala pria itu. Tak hanya dengan kepalan tangan, dia menghantam pria itu dengan sikut. Tindakannya diikuti pria lain yang, dari sepakan kakinya, tampak mengenakan celana loreng.

Satu persatu, pria di sekeliling tong menghujani pria itu dengan pukulan dan tendangan. Aksi itu sempat mereda ketika seorang pria berkaos abu-abu tampak menenangkan rekan-rekannya.

Dalam video lain, tampak seorang bersarung tangan hitam menyanyat punggung pria itu menggunakan pisau. Kali ini, tong tak lagi kosong. Ia penuh berisi cairan berwarna merah. Sesekali, tangan si penyanyat menusuk-menusuk punggung pria itu dengan ujung pisaunya.

Menanggapi dugaan penyiksaan itu, Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan, memastikan TNI akan menelusuri kebenaran video tersebut, termasuk  apakah benar pelaku dalam video itu merupakan anggota TNI atau masyarakat yang sengaja berpakaian TNI.

(Rohman Wibowo\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar