Jaleswari : Negara Tengah Hadapi Ujian Peradaban Demokrasi

Sabtu, 03/02/2024 08:50 WIB
Deputi V Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jaleswari Pramodhawardani (Foto: Kompas)

Deputi V Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jaleswari Pramodhawardani (Foto: Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Jaleswari Pramodhawardani resmi mengumumkan pengunduran diri dari jabatan Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) pemerintahan Joko Widodo-Ma`ruf Amin pada Rabu 31 Januari 2024.

Diakui Jaleswari, keputusannya mundur didasari pada etika dan keyakinan yang dia pegang. Meski berada di Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD saat masih di KSP, hal itu tidak memengaruhi tugas dan kewajibannya.

"Sebetulnya posisi simultan saya baik di TPN dan KSP clean and clear, namun saya menyadari ada aspek lain yang perlu saya pegang teguh, yakni etika dan keyakinan saya bahwa benar secara hukum saja tidak cukup. Namun, saya harus melakukan hal yang pantas dan patut secara moral," ungkap Jaleswari dikutip dari CNNIndonesia, Jumat 2 Februari 2024.

Saat menyampaikan pengunduran diri kepada Presiden Jokowi, Jaleswari mengaku memilih jalur persuratan sesuai mekanisme birokrasi. Hal tersebut karena dia menilai banyak agenda penting dan mendesak yang menjadi fokus Jokowi saat ini.

Aktivis perempuan yang akrab disapa Dani ini juga mengungkapkan apa yang menjadi keresahan terbesar terhadap pemerintah hari-hari ini. Dari pemberitaan dan data lapangan yang ada, menurut dia Indonesia kini tengah dihadapkan pada ujian peradaban demokrasi.

"Apakah kita akan bergerak linear mengunggulkan demokrasi kita sebagai amanat reformasi dan konstitusi, atau justru kita ingin menggulung kembali seluruh pencapaian yang sudah kita capai, melalui berbagai siklus pemilu di masa lalu?" jelasnya.

"Kita harus berani berpihak pada kebenaran, pada kebaikan, dan pada etika. Bahwa tidak semua hal abu-abu. Ada yang namanya benar dan salah," tegas Jaleswari.

Ketika mengambil keputusan mundur dari KSP, Jaleswari mengaku kalkulasi elektoral terhadap Ganjar-Mahfud bukan menjadi pijakan utama. Sebab, menurut dia, keputusan mundur didorong atas basis etika dan keyakinan.

"Namun, terdapat diskursus yang saya lihat ramai ditangkap publik, bahwa gerak tim Ganjar-Mahfud selalu berpijak utamanya pada etika dan nilai-nilai moral," pungkasnya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar