Jagoan PDIP dan PKS di Pilkada Bisa Nyungsep Jika Gabung ke Prabowo

Selasa, 30/04/2024 07:19 WIB
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato usai ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Pidato itu disampaikan Prabowo dalam keterangan pers di depan kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024). Robinsar Nainggolan

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato usai ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Pidato itu disampaikan Prabowo dalam keterangan pers di depan kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024). Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan (Kang Tamil) menilai bahwa calon kepala daerah pada kontestasi Pilkada 2024 yang didukung PDIP dan PKS berpotensi kalah apabila kedua partai politik (parpol) tersebut memutuskan untuk bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menurut dia, jika PDIP dan PKS memilih untuk masuk ke koalisi Prabowo-Gibran, maka hal tersebut akan menjadi bahan untuk kampanye negatif dalam Pilkada 2024 yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

"Kalau memang PDIP dan PKS ingin tetap menjadi partai besar, PDIP dan PKS harus berada di posisi oposisi atau di barisan oposisi," katanya seperti melansir rmol.id.

Karena jika nekat gabung koalisi Prabowo-Gibran, kata Kang Tamil, maka jagoan PDIP dan PKS akan nyungsep di pilkada.

"Maka saya yakin di pilkada besok hampir rata semua calon-calon yang didukung PDIP maupun PKS, saya kira itu tidak akan dipilih oleh para pendukung PDIP dan PKS itu sendiri," pungkas Kang Tamil.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar