PKB Mengaku Penganiaya Perempuan di Surabaya Anak Anggota DPR

Jum'at, 06/10/2023 15:30 WIB
PKB (YouTube/ Indigo Pictures,)

PKB (YouTube/ Indigo Pictures,)

Jakarta, law-justice.co - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membenarkan bahwa pria R yang menganiaya perempuan di Surabaya hingga tewas adalah anak dari anggota DPR bernama Edward Tannur.

Ketua Fraksi PKB di DPR Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan sudah mengonfirmasi kepada Edward Tannur.

"Kami telah mengonfirmasi kepada anggota Fraksi PKB DPR RI atas nama Edward Tanur dan beliau membenarkan jika R adalah putranya," kata Cucun lewat keterangan tertulis, Jumat 6 Oktober 2023.

Cucun mengatakan PKB turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas dugaan kekerasan yang dilakukan oleh R yang menyebabkan korban atas nama DSA meninggal dunia.

PKB mengutuk keras tindakan pelaku karena melakukan tindakan kekerasan hingga membuat korban meninggal dunia. Bagi Fraksi PKB, kata Cucun, tindakan kekerasan terhadap sesama sama sekali tidak dibenarkan.

"Apalagi ini kepada seorang perempuan," ujarnya.

PKB mengklaim akan selalu berada di garda depan terhadap perlawanan tindak kekerasan kepada perempuan baik di ranah publik maupun domestik.

"Kami akan mengawal kasus kekerasan yang berujung pada tewasnya Dini Sera Apriyanti sehingga korban maupun keluarganya mendapatkan keadilan baik secara hukum formil maupun materiil," ucap dia.

Cucun juga menyebut Edward Tanur bersedia mengawal kasus ini meskipun putra sendiri.

"Dari komunikasi kami, Edward Tanur menyatakan siap mengawal kasus ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," ucapnya.

Seorang perempuan di Surabaya berinisial DSA (29) diduga tewas usai dianiaya kekasihnya RT, yang merupakan anak anggota DPR RI. Penganiayaan itu terjadi di sebuah klub malam di Jalan Mayjen Jonosewojo, Surabaya.

"Kami merasa ada tindakan upaya penganiayaan terhadap perempuan. Dan ini dilakukan oleh seorang anak dari salah satu pejabat di DPR RI," kata kata kuasa hukum keluarga korban Dimas Yemahura saat dihubungi, Kamis 5 Oktober 2023.

Lebih lanjut Dimas menjelaskan DSA pergi dengan RT ke klub malam itu pada Selasa malam (3/10). Menurutnya, RT dan DSA berselisih saat berada di klub malam.

Menurut keterangan yang didapat, RT melakukan kekerasan kepada DSA hingga tak sadarkan diri. Saat DSA tergeletak dalam keadaan tak sadar diri di area basement, RT merekam DSA sambil tertawa dan mengklaim tak tahu apa yang terjadi.

"Saudara RT malah melakukan video Mbak DSA yang tergeletak di halaman basement dan mengatakan dia enggak tahu kenapa dia tergeletak. Dan saudara RT ini masih menertawakan korban, padahal korban sudah tergeletak," kata dia.

RT ditegur petugas dan memasukkan DSA ke bagasi belakang mobil. Ia membawa DSA ke apartemennya yang tak jauh dari sana di Jalan Puncak Indah Lontar.

"Mbak DSA ini dimasukkan ke bagasi mobil belakang. Mereka ini pergi ke apartemen. Sesampainya, sekitar pukul 02.00 WIB pagi, Rabu (4/10), si DSA sudah tidak ada napas," beber Dimas.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar