Disebut Ajak Buzzer Setop Bela Jokowi, Abu Janda Tawari Hal-hal Ini

Minggu, 24/09/2023 05:59 WIB
Abu Janda Alias Permadi Arya. (Tribun)

Abu Janda Alias Permadi Arya. (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Salah seorang pendukung (Buzzer) Presiden Joko Widodo (Jokowi), Aoki Vera Kurniawati mengungkap pernah ditawari sejumlah uang dan jabatan agar berhenti membela Jokowi.

Meski begitu dia mengaku menolak untuk tawaran tersebut.

Aoki Vera mengemukakan, kejadian tersebut berlangsung pada Mei tahun 2022 silam. Waktu itu, Permadi Arya alias Abu Janda mengajak Vera untuk berhenti mendukung Jokowi.

"Perlu teman-teman tahu, bulan Mei tahun kemarin gue pernah ngobrol sama Mas Permadi," ungkap Aoki Vera dikutip melalui akun TikTok @indonesia.emas8 pada Jumat (22/9/2023) seperti melansir suara.com.

"Dia bilang pada waktu itu, `Ver, ngapain sih lu masih belain Jokowi? Orang udah pada capek belain Jokowi, nggak ada yang mau, nggak dapet apa-apa, udah pada capek buat NKRI`," katanya.

Namun, Vera menyampaikan penolakan karena memiliki prinsip yang berbeda. Tak hanya itu, Abu Janda juga menawarinya sejumlah uang dan jabatan sebagai komisaris.

"Tapi gue is gue, urusan dia sama urusan gue beda," ujarnya.

"Dia tawarin gue untuk gabung sama dia, tawarkan sejumlah uang untuk per video. Tapi gue tolak, kemudian tawarkan posisi gue udah di ring satu nih lu mau jadi komisaris dimana gue bisa bantu atur," lanjutnya.

Buzzer Jokowi itu mengaku menolak karena tidak berniat kembali ke Indonesia. Dia berencana akan tinggal di Jepang hingga akhir hayatnya.

"Gue bilang gue nggak ada minat kembali ke sana (Indonesia) karena gue akan di sini (Jepang) bersama anak cucu gue sampai akhir hayat," imbuhnya.

Belum juga menyerah, Permadi Arya menawarkan jabatan lagi di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jepang.

"Terus di bilang ya udah lu kalau nggak mau balik ke sini lu mau posisi apa di KBRI ataupun KJRI, lebih ketawa lagi gue," katanya.

Namun Vera mengaku, sadar diri bahwa pekerja di kantor pemerintahan yang disebutkan setidaknya harus berasal dari Kemenlu, Kemendag dan beberapa pejabat pemerintah lainnya.

"Gua sadar diri gue ini siapa, buat kerja di KBRI ataupun di KJRI itu orang-orang dari kementrian Atase, Kemenlu, Kemendag, dan kementrian-kementrian lainnya yang berurusan ada hubungan bilateralnya antara Jepang dan Indonesia," lanjutnya.

Yang jelas, kata dia, Permadi mengatakan bahwa dirinya lelah mendukung Jokowi karena tidak mendapatkan apapun. Permadi mengaku sakit hati sebab dulu saat kasus penistaan agama yang menimpa dirinya, tidak ada dari pihak Jokowi yang membelanya.

"Yang jelas dia mengatakan udah capek ngapain belain jokowi nggak dapet apa-apa," ujarnya.

"Dan dia sakit hati karena waktu kena kasus penistaan agama nggak dibelain sama pihaknya Jokowi, yang bela dia dari Partai Gerindra yang sekarang jadi Ketua DPR," katanya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar