Mahfud MD: Peluncuran Satelit SATRIA 1 Tak Terkait dengan Kasus BTS

Senin, 19/06/2023 15:40 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD (Law-Justice/ Robinsar Nainggolan)

Menkopolhukam Mahfud MD (Law-Justice/ Robinsar Nainggolan)

Jakarta, law-justice.co - Menkopolhukam sekaligus Plt Menkominfo, Mahfud MD membantah Satelit Republik Indonesia 1 atau SATRIA 1 berkaitan dengan kasus korupsi BTS 4G.

Sebagaimana diketahui bahwa kasus dugaan korupsi yang melibatkan mantan Menkominfo Johnny G Plate.

Dugaan kerugian negara dari hasil korupsi kader Partai Nasdem tersebut diperkirakan mencapai Rp 8 Triliun.

Saat Indonesia telah meluncurkan SATRIA 1 di Florida Amerika Serikat.

Namun Mahfud MD mendengar adanya selentingan yang menyebutkan bahwa SATRIA 1 tidak berguna.

Alasan yang didapatkan Mahfud MD bahwa jaringan di tidak ada karena proyek BTS 4G.

Mahfud MD dengan tegas membantah hal tersebut.

Dia mengatakan bahwa peluncuran SATRIA1 tidak berkaitan dengan proyek yang diduga terjadi korupsi tersebut.

"Sekali lagi saya tegaskan, ini (SATRIA 1) tidak ada hubungannya dengan kasus BTS 4G," kata Mahfud MD, Senin (19/6/2023)

Mahfud MD menjelaskan bahwa peluncuran Satelit SATRIA 1 merupakan proyek tersendiri dan terpisah dari BTS 4G.

"Ini proyek tersendiri ntuk memberikan layanan publik di daerah tertinggal, terdepan dan terpencil," tegasnya.

SATRIA 1 Resmi Meluncur ke Angkasa

Sebelumnya diberitakan, Indonesia sukses luncurkan Satelit Republik Indonesia 1 atau SATRIA 1.

Suksesnya peluncuran Satelit ke angkasa tersebut disampaikan Plt Menkominfo Mahfud MD.

Dia menyebutkan bahwa pelumncuran Satelit Republik Indonesia 1 atau SATRIA 1 sudah resmi meluncur.

Peluncuran satelit tersebut berlangsung di Florida, Amerika Serikat.

"Sateli SATRIA 1 sudah sukses meluncur ke angkasa pada pukul 18.21 waktu Florida Amerika Serikat atau Pukul 5.21 WIB," ujar Mahfud MD dilansir dari tayangan video instagaram pribadinya, Senin (19/6/2023).

Dia menyebutkan bahwa peluncuran satelit tersebut dari Cape Canaveral Space Force Station, di Orlando, Florida, Amerika Serikat (AS).

Bahkan Mahfud MD menyebutkan bahwa SATRIA 1 merupakan satelit internet pertama milik Indonesia.

Sementara untuk fungsi dari satelit tersebut, Mahfud MD menyampaikan untuk meratakan akses internet.

"Fungsi Satelit SATRIA 1 untuk meratakan akses internet terutama untuk pendidikan, kesehatan, TNI-Polri dan seluruh masyarakat di tanah air,"

Dilansir dari Kompas.com, Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA 1) akan menjadi satelit multifungsi pertama milik pemerintah.

Kemenkominfo mengatakan, SATRIA 1 ditargetkan bisa melayani akses internet di fasilitas publik, khususnya di wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), setidaknya selama 10 tahun ke depan.

Kepala Divisi Satelit Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo dan Juru Bicara BAKTI untuk Satelit Republik Indonesia (SATRIA) Sri Sanggrama Aradea mengatakan, satelit ini akan melayani 50.000 titik layanan publik pada tahap awal.

Sri mengatakan, kebutuhan internet di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya.

Pada tahun 2018, menurut kajian yang dilakukan Kemenkominfo, ada kebutuhan akses internet sebesar 1 Mbps untuk 150.000 titik layanan publik pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan di wilayah 3T.

"Oleh karena itu, kami secara bertahap menyediakan akses Very Small Aperture Terminal (VSAT) untuk 30.000-50.000 titik layanan publik agar bisa memanfaatkan layanan SATRIA 1, jelas Sri dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno.

Sri menambahkan bahwa Kemenkominfo akan menyesuaikan kapasitas layanan dengan kebutuhan serta memantau penyediaan akses internet oleh pihak swasta agar mengetahui kebutuhan kapasitas terkini.

Dulu kebutuhannnya 1 Mbps, sekarang kalau kita pakai handphone saja membutuhkan minimum 5 Mbps untuk apapun itu. Saat ini perkembangan terestrial yang seperti fiber optik dari BTS cukup masif dari operator operator lain sehingga pemerintah memutuskan apakah pemerintah turun tangan lagi untuk membuat satelit berikutnya ungkapnya.

Sri mengatakan, pemerintah saat ini juga menyiapkan Hot Backup Satellite untuk memenuhi kebutuhan satelit internet nasional.

Saat ini untuk backup satellite kita masih ada proses konstruksi kebetulan di Boeing Los Angeles. Sudah kurang lebih 85 persen untuk secara fisik dan rencana peluncuran targetnya di bulan Oktober 2023, imbuh Sri.

Mulai diuji coba tahun depan Meskipun diluncurkan besok, Satria-1 baru bisa dimanfaatkan pada Januari 2024. Sebab, butuh waktu cukup lama bagi satelit untuk menjangkau orbitnya.

Menurut Adi Rahman Adiwoso, Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga, dibutuhkan waktu sekitar 145 hari bagi satelit Satria-1 menuju orbit.

Pasalnya, satelit ini tergolong satelit modern, dengan memakai bahan bakar elektrik untuk menuju lintasan orbit dari titik luncurnya. Oleh karena hal teknis tersebut, satelit internet SATRIA 1 baru bisa dicoba mulai tahun depan.

"Untuk meluncur, kita pakai empat roket kecil, yang bahan bakarnya elektronik, plasma dari zenon. Dan itu memerlukan 145 hari," kata Adi.

Adi menjelaskan bahwa SATRIA 1 akan mencapai orbit pada November 2023.

Saat itu, pihak SNT juga akan melakukan serangkaian tes guna memastikan perangkat tersebut berjalan normal. Adapun waktu pengujian diperkirakan selesai akhir Desember.

Dengan begitu, SATRIA 1 bisa dipastikan siap dijajal masyarakat per Januari 2024. Satelit internet Satria direncanakan meluncur pada orbit 146 BT menggunakan frekuensi Ka-band dengan teknologi very high throughput satellite (HTS) dengan kapasitas frekuensi 150 Gbps.

Kecepatan internet di setiap titik layanan publik, diproyeksikan mencapai 4 Mbps, naik empat kali lipat dari perhitungan awal di tahun 2018 lalu, ketika proyek SATRIA 1 dirintis.

"Backup" Palapa Ring Teknologi satelit menjadi salah satu solusi yang dipilih pemerintah untuk mewujudkan pemerataan akses internet di Tanah Air. Satelit diharapkan bisa melengkapi integrasi infrastruktur Palapa Ring yang sudah ada.

Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo Danny Januar Ismawan mengatakan, masih ada daerah-daerah di Indonesia yang belum terjamah internet.

Ada daerah yang masih blank spot (belum ada akses internet), jadi tantangan bagaimana cara mengintegrasikan dengan Palapa Ring yang sudah ada. Teknologi satelit ini jaringan telekomuniaksi pilihan terakhir. Kenapa pakai satelit, karena tidak mungkin dengan teknologi teresterial fiber optik atau microwave, jelasnya.

Adapun Palapa Ring adalah infrastruktur internet yang terdiri atas kabel optik, microwave, dan menara BTS 4G yang disiapkan oleh pemerintah.

Proyek yang diresmikan Presiden Joko Widodo tahun 2019 lalu ini, diproyeksikan menjadi tulang punggung sistem telekomunikasi nasional dengan serat optik sepanjang 36.000 kilometer dari barat ke timur Indonesia.

Harapannya, kabel serat optik ini bisa menjangkau 440 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.

Kembali soal Satria-1, rencananya, pada akhir tahun 2023 satelit ini mampu melayani 20.000-30.000 titik layanan publik di wilayah 3T.

Setelah SATRIA 1 mencapai orbit dan uji coba, kapasitas awal 10 Gbps yang tersedia akan digunakan untuk melayani titik layanan publik. Selanjutnya secara bertahap, sesuai rencana dalam tiga tahun ke depan akan digunakan kapasitas hingga sampai 150 Gbps, kata Danny.

 

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar