Elektabilitas Anies Rendah Bikin Demokrat Mulai Geregetan

Selasa, 06/06/2023 14:40 WIB
Anies Baswedan, mendatangi kantor DPP Demokrat. Bakal calon Presiden yang didukung Demokrat ini disambut oleh Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). pertemuan ini merupakan bukti lain dari keseriusan Demokrat mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024. Robinsar Nainggolan

Anies Baswedan, mendatangi kantor DPP Demokrat. Bakal calon Presiden yang didukung Demokrat ini disambut oleh Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). pertemuan ini merupakan bukti lain dari keseriusan Demokrat mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K. Harman, geram terkait rendahnya hasil survei elektabilitas bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan dari beberapa lembaga survei. Benny menyebut rendahnya elektabilitas Anies tidak lepas dari banyaknya lembaga survei bayaran yang memang sengaja didulang untuk mengalihkan kepercayaan publik.

Diketahui, Demokrat merupakan salah satu partai politik (parpol) yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Partai NasDem dan Partai Keadilan Sosial (PKS) yang mengusung Anies sebagai sebagai bakal capres 2024.

Sebelumnya, hasil survei teranyar Indikator Politik Indonesia menyebutkan elektabilitas Anies berada posisi ketiga, di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

“Survei pun dibayar untuk membenarkan skenario penguasa, skenario untuk mengalahkan Anies dengan berbagai cara,” kata Benny lewat cuitan di akun Twitternya pada Senin kemarin (5/6/2023).

Bukan hanya lembaga survei yang disorot, Anggota Komisi Hukum DPR RI itu juga menyentil pengamat dan intelektual yang kerap bicara di depan publik. "Pengamat dan intelektual juga diberi upah agar memberi komentar yang sejalan dengan kehendak penguasa," cuit Benny.

Selain itu, lanjut Benny, pengusaha dikasih proyek agar dari hasil proyek ada yang disisihkan untuk membayar mereka. “Apa reasoning utama kaum intelektual, saya tanya misalnya, untuk membenarkan pembegalan Partai Demokrat oleh penguasa selain karena mereka mendapat upah untuk itu? Ada yang bisa jawab?" cuit Benny lagi.

Hasil survei Indikator Politik Indonesia
Sebelumnya, beberapa lembaga survei memang menempatkan Anies berada di posisi bawah setelah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Hasil survei teranyar Indikator Politik Indonesia, misalnya, menempatkan bakal capres usungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies di peringkat tiga dengan perolehan suara sebesar 18,9 persen.

Melansir Tempo, Selasa (6/6/2023), peringkat pertama diisi oleh Prabowo Subianto dengan suara sebesar 38 persen, sementara peringkat kedua ditempati oleh Ganjar Pranowo yang mendulang suara sebesar 34,2 persen.

Hasil survei Indikator menunjukkan suara Anies cenderung turun dari waktu ke waktu. Misalnya, pada Januari lalu elektabilitas Anies sebesar 24,2 persen, Februari sebesar 24 persen, April sebesar 22,2 persen, 5 Mei sebesar 21,8 persen, dan 30 Mei sebesar 18, 9 persen.

Perolehan suara Anies berbanding terbalik dengan Prabowo Subianto yang menunjukkan tren peningkatan sejak Januari lalu. Adapun elektabilitas Ganjar cenderung fluktuatif.

Dalam simulasi head to head, Anies Baswedan selalu memperoleh suara rendah baik saat berhadapan dengan Ganjar maupun Prabowo. Jika melawan Ganjar, Anies memperoleh suara sebesar 34,5 persen dan Ganjar sebesar 51 persen. Adapun saat dihadapkan dengan Prabowo, Anies memperoleh suara sebesar 26,5 persen dan Prabowo sebesar 56, 8 persen.

Survei Indikator digelar melalui wawancara telepon pada 26-30 Mei 2023 menggunakan metode random digit dialing (RDD). Ada 1.230 responden yang dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Desak percepat deklarasi cawapres
Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengamini jika ada kecenderungan penurunan suara tersebut. Ia menduga penurunan elektabilitas Anies ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor lambannya deklarasi pasangan calon wakil presiden (cawapres).

“Jadi kami akan mengajukan usul kepada Pak Anies agar bulan Juni ini dideklarasikan. Agar tidak semakin dalam jaraknya, makin jauh jaraknya,” kata Andi seperti dikutip Tempo, Senin, 5 Juni 2023.

Menurut Andi, jika jarak pendeklarasian Anies dengan pasangannya ini terlalu lama, maka upaya mengerek elektabilitas cawapres juga bakal berat. Sehingga, kata dia, deklarasi cawapres perlu dipercepat agar basis pemilih baik dari kader partai maupun masyarakat bisa segera bergerak meningkatkan elektabilitas bekas Gubernur DKI Jakarta tersebut.

“Harus segera dilakukan deklarasi berpasangan supaya rakyat dan basis-basis pemilih, partai, maupun mereka yang mau perubahan itu yakin dan mulai bergerak menaikkan kembali elektabilitas Pak Anies,” kata Andi.

 

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar