Cerita Ngeri Turis Berwisata ke Korut, Ada yang Berujung Mati

Jum'at, 02/12/2022 20:20 WIB
Turis asing berakhir tragis saat berwisawa ke Korut (Net)

Turis asing berakhir tragis saat berwisawa ke Korut (Net)

Jakarta, law-justice.co - Sudah menjadi rahasia umum bahwa Korea Utara merupakan negara yang penuh dengan misteri. Hal tersebut dikarenakan kehidupan masyarakat di Korea Utara terisolasi sejak pemerintah setempat menutup akses internet dan komunikasi dengan pihak luar.

Namun, Kim Jong Un sebagai supreme leader tampaknya mulai melakukan `perubahan positif` dengan memperbolehkan warga asing mengunjungi negara tersebut sebagai turis. Sayangnya, beberapa mengalami pengalaman pahit hingga berujung kematian.

Berikut adalah lima cerita nyata mengenai pengalaman turis asing ke Korea Utara.

1. Tony Kim: membantu Korea Utara, namun ditangkap tanpa penjelasan resmi

Kehadiran Tony Kim di Korea Utara bukan sekadar untuk menikmati keindahan Korea Utara yang tidak diketahui oleh banyak orang. Ia pun mendapat kesempatan untuk mengajar akuntansi di Pyongyang University of Science and Technology, selama sebulan.

Akan tetapi, setelah masa kerjanya selesai dan dirinya hendak meninggalkan negara tersebut, petugas setempat tahu-tahu menangkap Tony Kim. Tidak diketahui penyebabnya, namun beberapa pejabat di universitas meyakini bahwa alasannya tidak terkait pekerjaan.

Sebagai informasi tambahan, Tony Kim tampaknya terlibat dalam beberapa aktivitas lain di luar universitas, seperti membantu kehidupan di beberapa panti asuhan yang tersebar di daerah sekitar kota Pyongyang. Beberapa meyakini adanya interogasi.

2. Otto Warmbier: kesalahan kecil dengan hukuman yang membawanya pada kematian

Penasaran akan kehidupan di Korea Utara, Otto F. Warmbier yang merupakan mahasiswa Universitas Virginia asal Amerika Serikat, ikut melakukan perjalanan tur ke negara tersebut. Sayangnya, Otto melakukan tindakan yang dianggap sebagai kejahatan.

Dengan bukti CCTV, Otto mencoba mencuri sebuah pamflet propaganda yang terpasang di sebuah gedung. Diduga alasannya semata-mata untuk menyimpannya sebagai suvenir, namun hasil persidangan di Korea Utara memutuskan Otto melakukan subversi.

Dengan begitu, pengadilan tinggi di Pyongyang, Korea Utara, menjatuhkan 15 tahun hukuman kerja paksa. Namun, sebelum menghabiskan waktu tersebut, Otto berhasil dipulangkan ke negara asalnya dalam keadaan koma dan kemudian meninggal.

3. Liziane Gutierrez: model yang mencuri topi di Korea Utara dan terancam dipenjara

Dari kisah menyedihkan yang dialami oleh Otto F. Warmbier, melakukan tindakan pencurian di Korea Utara dapat membuahkan masalah serius. Sayangnya, hal tersebut terulang kembali ketika model Liziane Gutierrez mengunjungi negara tersebut.

Spesifiknya, Liziane Gutierrez sempat mencuri topi milik seorang prajurit ketika dirinya melakukan perjalanan kereta api dari Tiongkok ke Korea Utara. Hal tersebut terbukti melalui unggahan foto dirinya dengan topi tersebut, di akun Instagram pribadinya.

Dampaknya, Liziane Gutierrez sempat harus melakukan proses pengecekan yang cukup menegangkan ketika dirinya hendak meninggalkan Korea Utara. Akan tetapi, Liziane Gutierrez cukup beruntung karena prajurit Korea Utara tidak cukup teliti memeriksa album foto di dalam ponselnya.

4. Kim Dong-chul: dituduh sebagai mata-mata Korea Selatan dan Amerika Serikat

Sebagaimana yang kamu ketahui, Korea Utara merupakan negara komunis yang memiliki reputasi tidak bersahabat terhadap kehidupan agamais. Hal itu yang membuat kedatangan Pastur Kim Dong-chul asal Amerika Serikat terbilang berani dan nekat.

Dampaknya, Kim Dong-chul ditangkap oleh aparat hukum Korea Utara dengan tuduhan bahwa dirinya datang sebagai mata-mata Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang menggunakan agama untuk menghancurkan sistem negara dan membujuk warga membelot.

Dengan rentetan tuduhan yang berat itu, Kim Dong-chul harus bersedia meminta maaf dalam sebuah konferensi pers yang diadakan oleh pemerintah setempat dan menjalani hukuman 10 tahun kerja paksa.

5. Gatot Wilotikto: warga Indonesia yang terjebak selama 51 tahun

Jauh sebelum Korea Utara secara resmi memperbolehkan warga asing mengunjungi negara tersebut, seorang warga negara Indonesia bernama Gatot Wilotikto pernah mendapat kesempatan untuk hidup dan belajar di sana selama enam tahun, pada 1960-an.

Sayangnya, rentetan masalah administrasi terjadi sehingga membuat paspornya dicabut dan membuatnya kehilangan status warganegara atau stateless. Dari situ, Gatot harus merelakan dirinya untuk hidup terjebak di Korea Utara selama kurang lebih 51 tahun.

Jadi, bagaimana, Bela? Apakah kisah memiluhkan di atas membuatmu enggan mengunjungi Korea Utara atau justru, semakin penasaran?

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar