Remaja Korut Dihukum 12 Tahun Kerja Paksa Usai Nonton K-Pop & Drakor

Selasa, 23/01/2024 12:25 WIB
Ilustrasi Siswa Korea Utara (Hipwee)

Ilustrasi Siswa Korea Utara (Hipwee)

Jakarta, law-justice.co - Otoritas Korea Utara (Korut) secara resmi menjatuhkan hukuman 12 tahun kerja paksa terhadap dua orang remaja gegara ketahuan menonton musik video K-Pop hingga menonton drama Korea Selatan.

Sebagai informasi, salah satu rekaman video yang didapat Institut Pembangunan Korut dan Korsel (South and North Development Institute/SAND) memperlihatkan dua remaja berusia 16 tahun duduk di tengah kerumunan dan pihak berwenang tengah menjatuhkan vonis hukuman terhadap mereka.

Dalam video itu menunjukkan dua siswa berbaju abu-abu diborgol sambil ditonton sekitar 1.000 siswa lainnya di sebuah amfiteater.

Semua siswa, termasuk dua siswa berusia 16 tahun, mengenakan masker. Ini menunjukkan bahwa rekaman tersebut diambil selama pandemi Covid-19.

Berdasarkan rekaman tersebut, para siswa dijatuhi hukuman usai dinyatakan bersalah karena menonton dan menyebarkan film, musik, dan video musik Korsel selama tiga bulan.

"Mereka tergoda budaya asing dan akhirnya menghancurkan hidup mereka," kata narator dalam video itu seperti melansir cnnindonesia.com, Minggu (21/1).

Selain itu, video itu juga menampilkan cuplikan gambar anak-anak perempuan yang diborgol dan potongan klip yang memperlihatkan perempuan Pyongyang mengenakan busana dan gaya rambut ala perempuan Korea Selatan.

Seperti diketahui sebelumnya, selama bertahun-tahun, Korut menerapkan hukuman berat kepada siapa saja yang kedapatan menikmati konten hiburan Korsel bahkan meniru cara berbicara mereka.

Langkah itu sebagai upaya Korut memerangi pengaruh luar sejak undang-undang "pemikiran anti-reaksioner" yang diberlakukan pada 2020.

Jenis hukuman yang bersifat publik itu juga menjadi peringatan bagi warga Korut agar tak mengulangi aksi serupa.

Presiden dari SAND dan Doktor Ilmu Politik di Universitas Tokyo Choi Kyung Hui menilai fenomena itu menunjukkan gaya hidup Korsel lazim di masyarakat Korut.

"Saya rasa video ini diedit sekitar tahun 2022, yang menyusahkan (pemimpin Korea Utara) Kim Jong Un adalah generasi muda Milenial dan Gen Z telah mengubah cara berpikir mereka," kata Choi.

Dia kemudian berujar, "Saya pikir dia berupaya mengembalikan [gaya hidup] dengan cara Korea Utara."

Relasi Korut dan Korsel memanas dalam beberapa tahun terakhir. Terbaru, Kim bahkan resmi menutup pintu rekonsiliasi dengan Negeri Ginseng.

Dia juga menutup sejumlah lembaga pemerintah yang bertugas mengelola hubungan Korut dan Korsel.

"Ini adalah kesimpulan akhir yang diambil dari sejarah pahit hubungan antar-Korea bahwa kita tak bisa menempuh jalan pemulihan nasional dan reunifikasi bersama," kata Kim pada pekan lalu, dikutip Associated Press.

Kim Jong Un menganggap reunifikasi dengan Korsel sudah tak memungkinkan. Dia bahkan menyalahkan pemerintah Negeri Ginseng yang menyebabkan upaya unifikasi hancur.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar