Bentrok Warga di Maluku Tenggara: 2 Orang Tewas, Polisi Kena Panah

Minggu, 13/11/2022 07:10 WIB
Bentrok Warga di Maluku Tenggara: 2 Orang Tewas, Polisi di Panah. (Kolase dari berbagai sumber).

Bentrok Warga di Maluku Tenggara: 2 Orang Tewas, Polisi di Panah. (Kolase dari berbagai sumber).

Jakarta, law-justice.co - Kepolisian Daerah (Polda) Maluku melaporkan bahwa sebanyak dua orang warga tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat bentrokan antar warga Desa Bombay dan Desa Elath, Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara akibat perebutan klaim lahan adat.

Kepala Bidang Humas Polda Maluku, Komisaris Besar Polisi Mohamad Roem Ohoirat mengatakan dua warga yang meninggal tersebut masing-masing satu orang meninggal lantaran kehabisan oksigen saat menghirup asap kala rumahnya dibakar massa.

Sedangkan satu korban lagi kata dia, tewas akibat mengalami luka serius.

"Sebelumnya warga itu sudah lumpuh, jadi ketika rumahnya dibakar, mungkin dia banyak menghirup asap sehingga lehabisan oksigen dan meninggal. Sementara satu warga yang meninggal karena mengalami luka serius,"ucapnya.

Sejauh ini, kata Ohoirat, berdasarkan data sementara yang terhimpun sekitar 34 orang mengalami luka panah.

"Iya, iya ada 34 korban luka,"imbuh dia.

Adapun dua anggota polisi yang terluka dalam bentrokan itu yakni anggota Brimob BKO Yonif C Pelopor Tual Brigpol MV terkena panah di paha dan anggota Polsek Kei Besar Brigpol SIL terkena panah di bagian pinggang.

Per Sabtu (12/11) malam, dua buah mobil ambulans milik Dinas Kesehatan Maluku Tenggara membawa pasien korban bentrok ke RS Karel Sadsuitubun.

Mereka diangkut ke dalam mobil ambulans setelah dievakuasi dari lokasi bentrok di Kecamatan Kei Besar melalui jalur laut.

Saat ini, puluhan korban telah menjalani tindakan medis pencabutan anak panah di RS Karel Sadsuitubun.

Sebelumnya, Ohoirat menerangkan bentrokan warga di Maluku Tenggara itu dipicu akibat masalah klaim lahan antara dua desa sejak 6 Oktober 2022 lalu.

Ohoirat mengatakan warga Desa Bombay yang mengklaim sebagai kepemilikan lahan adat mendatangi wilayah perbatasan antardesa untuk memasang `sasi` atau tanda pelarangan aktivitas bagi warga Elath. Namun, saat warga Bombay mendatangi lokasi tersebut sempat diadang warga Elath.

Warga Elath sempat memblokade jalan guna mencegah warga Bombay tidak bisa melanjutkan perjalanan mereka untuk memasang "Sasi" atau pelarangan di lokasi lahan adat.

Warga Bombay pun marah dan terjadi bentrokan. Mereka sempat saling serang menggunakan senjata tajam dan melepaskan panah di sebuah lorong Desa Wakatran yang berdiri di tengah-tengah antar kedua desa tersebut.

Aparat yang tiba di lokasi sempat melepaskan tembakan beberapa kali ke udara guna membubarkan massa. Akibat bentrokan ini dua bangunan SMPN 1 dan SMA Elath terbakar, dua anggota polri terkena luka dan puluhan rumah dilaporkan terbakar.

Saat ini kondisi dilokasi bentrok sudah berangsur normal setelah Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif memerintahkan untuk penebalan pasukan. Sekitar dua pelaton gabungan setingkat SST dipimpin Kapolres dan Wakapores.

Polda Maluku mengimbau warga yang bertikai untuk menahan diri dan tidak terprovokasi dan meminta warga untuk hidup rukun dan damai.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar