Kesepakatan Keamanan China dan Kepulauan Solomon Akhirnya Gempar
Foto news.detik.com
Pangkalan Militer AS , law-justice.co - Berita Kesepakatan keamanan antara China dan Kepulauan Solomon telah membuat gempar di seluruh Pasifik Selatan. Banyak pihak khawatir kesepakatan keamanan ini dapat memicu penumpukan militer skala besar yang akan datang.
China Bangun Pakta Pertahanan dengan Kepulauan Solomon , Kawasan Laut China Selatan Terancam Invasi?
Kali ini, China atau yang di Indonesia dikenal dengan nama Tiongkok itu membangun kerjasama pertahanan dengan Kepulauan Solomon. Kebijakan yang lantas memunculkan kekhawatiran banyak pihak akan sikap agresif China di masa mendatang.
Mendekati Pangkalan militer AS terbesar
Perjanjian atau pakta keamanan yang baru ditandatangani China dengan Kepulauan Solomon telah memicu kekhawatiran internasional.
Banyak yang cemas bahwa pemerintah Presiden Xi Jinping mungkin meningkatkan upaya untuk mendapatkan apa yang disebutnya "hak bersejarah" atas seluruh Laut China Selatan.
Melansir Express.co.uk, pengumuman Shanghai bahwa pihaknya telah menandatangani pakta keamanan yang luas dengan Kepulauan Solomon, sebuah negara berpenduduk sekitar 700.000 yang dipimpin oleh Perdana Menteri pro-China Manasseh Sogavare, datang hanya beberapa jam setelah Washington mengatakan pihaknya mengirim pejabat ke negara Pasifik.
Hal itu dilakukan di tengah kekhawatiran pemerintahan Xi Jinping bisa membangun pijakan militer di sana.
Penguatan nyata dari hubungan kedua negara mengikuti kerusuhan politik dan sosial di Kepulauan Solomon, yang sebagian terjadi karena keputusan pemerintah untuk mengalihkan kesetiaan diplomatik dari Taiwan - pulau berpemerintahan sendiri yang dianggap Beijing sebagai provinsi yang memisahkan diri - ke China.
Ada kebocoran informasi dibalik Perjanjian
Ketentuan dari versi rancangan perjanjian keamanan, yang bocor bulan lalu, menunjukkan pakta itu memungkinkan keamanan dan pengerahan angkatan laut China ke Kepulauan Solomon.
Meski hal ini menimbulkan kekhawatiran internasional, termasuk di AS dan Australia, China menyebut reaksi kekuatan Barat "berlebihan".
Berbicara pada hari Selasa, juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan Barat sengaja membesar-besarkan ketegangan atas pakta tersebut, yang ia gambarkan sebagai pertukaran normal dan kerja sama antara dua negara berdaulat dan merdeka.
Perdana Menteri Manasseh Sogavare telah berulang kali mengatakan dia tidak bermaksud mengizinkan China membangun pangkalan militer di Kepulauan Solomon.
Namun, menurut draf yang bocor, polisi bersenjata China dapat dikerahkan di sana atas permintaan untuk menjaga "ketertiban sosial".
Melansir Al Jazeera, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, penandatanganan pakta itu dapat meningkatkan destabilisasi di Kepulauan Solomon dan akan menjadi preseden yang mengkhawatirkan untuk wilayah Kepulauan Pasifik yang lebih luas.
Seorang rekan senior di Institut Internasional untuk Studi Strategis yang berbasis di Singapura, Euan Graham, mengatakan, China telah mengejar fasilitas pelabuhan selama sekitar lima tahun.
China memiliki tujuan untuk memperluas kehadiran angkatan lautnya di Pasifik Selatan sebagai bagian dari upaya panjang Beijing untuk menjadi kekuatan regional yang dominan.
Sifat luas dari perjanjian keamanan membuka pintu bagi pengerahan pasukan militer RRT (Republik Rakyat China) ke Kepulauan Solomon, kata Price. (*)
Komentar