Soal `Tuhan Bukan Orang Arab`, Gun Romli: KSAD Dudung akan di-Ahok-kan

Jum'at, 11/02/2022 07:56 WIB
Dudung Abdurachman (JawaPos)

Dudung Abdurachman (JawaPos)

Jakarta, law-justice.co - Hingga saat ini, polemik ucapan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman soal `Tuhan bukan orang Arab` masih berlanjut.

Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli turut menanggapi pelaporan terhadap pernyataan mantan Pangdam Jaya tersebut.

Gun Romli mengatakan merasa ada yang aneh dari pelaporan dengan tuduhan penistaan agama tersebut. Ini karena Cak Nun sapaan budayawan Emha Ainun Nadjib, juga pernah mengatakan hal yang sama, namun sampai saat ini tidak pernah ada yang melaporkannya.

“Saya yakin kita sangat akrab dengan ungkapan itu yang merupakan ungkapan keheranan dan mempertanyakan kenapa harus berdoa dengan bahasa Arab? Apakah Tuhan itu hanya mengerti bahasa Arab?,” kata Gun Romli seperti yang dikutip dari kanal Youtube CokroTV pada Kamis, 10 Februari 2022.

Menurut Gun Romli padahal Tuhan bukan orang Arab artinya bahwa Tuhan mengerti semua bahasa bukan hanya mengerti bahasa Arab.

“Artinya Tuhan bukan orang, karena tidak ada orang yang bisa mengerti semua bahasa maka kita sebenarnya bisa berdoa dengan bahasa apa pun dan Tuhan pasti mengerti ungkapan yang sebenarnya sederhana dan mudah dipahami,” jelasnya.

Namun, lanjutnya, karena ada unsur kebencian pada Jenderal Dudung maka pernyataannya diplintir dan dikaburkan.

“Kemudian dimunculkan fitnah pada Jenderal Dudung yang dengan tuduhan mau menyamakan Tuhan dengan orang. Padahal Jenderal Dudung dan juga Cak Nun tidak sedang mendefinisikan Tuhan tapi sedang menyanggah kesalahkaprahan kesalahpahaman bahwa Tuhan dalam Islam itu sering diidentikkan dengan Arabisme atau kearab-araban,” imbuhnya.

Gun Romli menyebut salah satu pihak yang mencoba memelintir ungkapan Jenderal Dudung dan juga Cak Nun adalah Ustaz Adi Hidayat yang dikenal sebagai UAH.

“Yang dengan gaya kebingungan seolah bertanya, ‘kalau Tuhan bukan orang Arab lantas orang mana?’ Pertanyaan itu menurut saya mencerminkan kebodohan bagi saya, malah yang dipertanyakan Adi Hidayat itu yang mengisyaratkan dia hendak nyamakanTuhan dengan orang,” tandasnya.

Gun Romi mengungkapkan padahal bagi orang Islam yang waras jiwanya dan sehat logikanya tidak akan pernah terlintas di nalarnya atau di hatinya mau bertanya Tuhan itu orang mana.

“Karena sudah pasti sekali lagi bagi orang yang sehat pikirannya dan jiwanya tidak akan pernah terdetik dan terpikir Tuhan sebagai orang apalagi orang dari mana, karena dia memang bukan orang,” ucapnya.

Dia menambahkan ungkapan Tuhan bukan orang Arab sebenarnya bisa dipahami dalam rangkaian kalimat, karena Tuhan bukan orang apalagi orang Arab maka Dia mengerti semua bahasa bahkan mengetahui apa isi hati dan pikiran hambanya.

“Makanya tidak masalah mau berdoa menggunakan bahasa kau pun tidak harus Kalau mau berdoa menggunakan bahasa Arab karena Tuhan bukan orang Arab dia bukan orang,” tuturnya.

Menduga Jenderal Dudung mau di-Ahok-an

“Saya menduga kuat Jenderal Dudung sedang mau di-Ahok-kan melalui pernyataannya yang sebenarnya mudah dipahami tapi kemudian diplintir dengan penuh kebencian untuk membuat fitnah,” ujarnya.

Apalagi, lanjutnya, yang saat ini menyerang Jenderal Dudung juga dari gerombolan yang sama sewaktu menyerang Ahok.

”Ahok dulu pernah berkata Jangan mau dibohongi pakai surat Al Maidah ayat 51, bagi yang sehat akal dan jiwanya pastilah mengerti bahwa maksud dari omongan itu ayat 51 surat Al-Maidah dipakai atau dimanfaatkan atau disalahgunakan untuk berbohong,” ungkapnya.

Menurutnya, saat itu Ahok bermaksud memperingatkan orang akan adanya politisasi surat Al-Maidah ayat 51.

“Tapi ucapan Ahok itu diplintir bahkan awalnya si Buni Yani menghapus kata pakai dan memfitnah Ahok mengatakan ayat 51 surat Al-Maidah itu bohong sampai ada pula tuduhan yang lebih gawat lagi Ahok mengatakan Al Quran itu bohong,” terangnya.

Gun Romli menjelasakan apabila gagal paham atau tidak mengerti maksud omongan Ahok itu seperti halnya kita gagal paham ungkapan makan pakai sendok dipahami sebagai makan sendok.

“Padahal arti makan pakai sendok adalah makan dengan menggunakan atau memanfaatkan alat yang bernama sendok bukan makan sendok. Masa sih ungkapan sederhana seperti ini saja tidak dipahami kebenaran dari ungkapan Ahok itu sebenarnya sangat sederhana dan mudah dipahami serta jernih berdasarkan kekuatan logika,” ujarnya.

Tapi karena saking jernihnya, kata Gun Romli, kemudian ada upaya untuk mengeruhkan hendak mengaburkannya dengan dipaksakan menggunakan logika kekuatan, bukan lagi kekuatan logika, kekuatan demonstrasi berjilid-jilid, serta ancaman konflik isu Sara.

“Tuduhan terhadap Jenderal Dudung menyamakan Tuhan dengan orang jelas mengada-ngada juga sudah masuk kategori fitnah,” ujarnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar