IBC Mau Akuisisi Produsen Mobil Listrik Jerman, Ahok: Tidak Layak!

Sabtu, 27/11/2021 13:35 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (idx channel)

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (idx channel)

Jakarta, law-justice.co - Rencana PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) mengakuisisi saham produsen mobil listrik asal Jerman, StreetScooter tak berjalan mulus.

Pasalnya, rencana tersebut dituai kritikan, salah satunya Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Menurut saya tidak layak untuk bisa kembangkan ekosistem EV (Electric Vehicle)," kata Ahok mengutip Sindonews, Jumat (26/11/2021).

Menurut dia, eloknya IBC memperkuat kerja sama dengan produsen asal Korea Selatan (Korsel), Hyundai. Alasannya, Hyundai sudah memiliki pabrik mobil di Indonesia dan mulai memasarkan mobil listrik di dalam negeri.

Selain itu, ada Wuling Motors, produsen mobil asal China yang menggenjot mobil listrik untuk pasar global. Tak hanya itu, di Indonesia ada ITS yang memproduksi mobil listrik untuk pasar UMKM.

"Lebih baik dengan Hyundai dan lagi yang sudah kerja sama, dan Hyundai sudah ada di sini pabriknya dan mulai pasarkan mobil listrik. Juga ada Wuling dan juga ITS sudah ada jualan mobil listrik UMKM," urainya.

IBC merupakan perusahaan patungan empat BUMN yang terdiri atas Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

Adapun komposisi saham masing-masing perusahaan dalam IBC sebesar 25%. Ahok menilai, Pertamina sebagai pemegang saham 25%, masih melihat hasil due diligence dari rencana akuisisi. Namun, dia berkomitmen menolak aksi korporasi tersebut.

Sebagai catatan juga, pabrik baterai sel (battery cell) kendaraan listrik mulai dibangun di Indonesia sejak akhir Juli 2021 dan akan mulai beroperasi dan berproduksi pada 2023 mendatang.

Pabrik battery cell tersebut merupakan proyek investasi antara konsorsium asal Korea Selatan LG dengan IBC, di mana pada tahap pertama, kapasitas produksinya akan mencapai 10 giga watt per hour.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar