Sebut Semua Agama Tak Sama, Gus Dur: Jangan Diseragamkan, Ngawur Itu!

Kamis, 16/09/2021 12:35 WIB
Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur. (Muslim Obsession)

Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur. (Muslim Obsession)

Jakarta, law-justice.co - Baru-baru ini, publik di Indonesia dihebohkan dengan pernyataan Pangkostrad, Letjen Dudung Abdurachman soal semua agama sama di mata Tuhan.

Pasca ramai soal pernyataan jenderal bintang tiga Dudung itu, munculah video lama Gus Dur yang menyatakan semua agama jangan disamakan.

Pernyataan Jenderal Dudung itu dalam pengarahan kepada para prajurit Kostrad untuk menjadi milik rakyat dan waspadai menyikapi berita yang berpotensi memecah belah masyarakat.

Video lama Gusdur itu menegaskan salah bila ada yang yang berpikiran semua agama sama. Mantan Ketua PBNU itu menjelaskan dalam sebuah ceramah di Tulungagung Jawa Timur pada penghujung 2004 lalu.

“Semua Agama kan sama? Siapa yang bilang (semua) agama sama? Agama itu sama watak-wataknya, sama tugasnya. Tapi satu agama, menganggap agama lain: tidak menjalankan amal sholeh, tidak apa-apa. Itukan menurut ajaran agama sini, lah menurut agama mereka, ya beda. Jadi semua agama memegang kitab sucinya (ajaran) masing-masing. Iya atau tidak? Iya’ (Agama) Jangan diseragamkan, ngawur itu,” Kata Gus Dur dalam video yang berdurasi 2 menit 30 detik tersebut.

Gus Dur kemudian menyinggung kala itu yang mana banyak forum hubungan antaragama atau dialog antaragama. Forumnya bagi dia nggak masalah, tapi kalau forum itu menyeragamkan semua agama itu sama, itu jelas keliru.

“Agama itu tidak sama,” ujarnya.

Ucapan Gusdur itu dinilai sejalan dengan Fakwa MUI Nomor 7/Munas VII/MUI/11/2005 Tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama, yang mana isinya antara lain memutuskan bahwa Pluralisme, Sekulerisme, dan Liberalisme agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Pernyataan lengkap Letjen Dudung soal agama semua benar

Sebelumnya dalam arahannya Letjen Dudung awalnya menyampaikan pada masa Covid-19, prajurit harus punya pola pikir positif soal kesehatan. Menurut Dudung salah satu sumber penyakit adalah dari pola pikir yang nggak sehat.

Selanjutnya Letjen Dudung menasihati prajurit supaya bersyukur dengan pencapaian yang sudah didapat selama ini. Bersyukur dengan apa yang dimiliki itu adalah sikap yang arif.

“Sebagai prajurit, kita harus bersyukur dengan kondisi keluarga saat ini masih diberikan kesehatan, bersyukurlah mempunyai istri apapun bentuknya, karna itu semua adalah pilihan kita,” kata Pangkostrad dikutip dari laman Kostrad, Selasa 14 September 2021.

Pangkostrad menyampaikan agar cermat dalam menyikapi berita yang beredar terutama di media sosial, jangan mudah mengirim berita yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan jangan mudah terprovokasi oleh berita hoax, hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan.

“Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata tuhan,” ujar mantan Pangdam Jaya tersebut.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar