Grafolog: Ada Benang Merah antara Surat Wasiat Lukman & Zakiah Aini

Jum'at, 02/04/2021 11:01 WIB
Surat Wasiat Bomber Makassar & Penyerang Mabes Polri Mirip, Kebetulan? (Istimewa).

Surat Wasiat Bomber Makassar & Penyerang Mabes Polri Mirip, Kebetulan? (Istimewa).

law-justice.co - Lukman (26), pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar menulis surat wasiat untuk keluarganya. Hal serupa juga dilakukan oleh Zakiah Aini (26), pelaku penyerangan di Mabes Polri.

Menurut kacamata ilmu grafologi, ada benang merah antara surat wasiat yang ditulis oleh keduanya.

Grafologi adalah ilmu untuk mempelajari kondisi psikologis seseorang lewat goresan tulisan tangannya. Grafolog, Deborah Dewi diminta untuk menganalisis tulisan tangan Lukman dan Zakia Aini pada surat wasiat mereka.

Deborah adalah ahli grafologi yang telah memenuhi Standard Competence EC-0293 sebagai Graphologist Expert dan tervalidasi oleh Apostille The Hague Convention.

"Dari 2 kejadian berentet yang sedang melanda negara kita saat ini, keduanya meninggalkan jejak yang sama yaitu surat wasiat yang ditulis secara manual. Meskipun gaya tulisan dan pola tulisan tangan keduanya berbeda tapi keduanya memiliki beberapa indikator yang secara grafis berbeda namun intepretasinya sama," kata Deborah Dewi seperti melansir detik.com.

Menariknya, menurut hasil analisa Deborah, jika semua indikator grafis tersebut dikumpulkan menjadi satu dan dianalisis secara komprehensif maka akan terdapat perbedaan signifikan dari segi karakter pelaku maupun pemicu internal yang mendorong bersangkutan rela melakukan aksinya.

"Beberapa pola indikator grafis yang berbeda namun mengacu pada satu benang merah intepretasi umum yang menjadi pemicu internal di antara karakter keduanya yaitu rasa cemas, tidak mampu, dan kurang percaya diri yang membuat mereka merasa tidak aman (insecurity)," ungkapnya.

Deborah menjelaskan bahwa secara verbal keduanya memberikan alasan berbau spiritual saat menjalankan aksinya. Namun, berdasarkan analisis grafologi, tidak ada dorongan spiritual kuat bagi mereka untuk menjalankan jihadnya.

"Meskipun secara verbal mereka memberikan alasan yang berbau spiritual namun indikator grafis di dalam sampel tulisan tangan keduanya justru tidak menunjukkan dorongan spiritual yang kuat untuk mengeksekusi `jihad`," tuturnya.

Lebih lanjut, Deborah menyebut bahwa dorongan utama Zakiah Aini adalah kemarahan atas status sosial. Sedangkan Lukman dorongan utamanya adalah ketakutan akan masa depannya.

"Untuk Zakiah, dorongan yang utama adalah kemarahan atas status sosial (non material) yang melekat pada dirinya. Sedangkan untuk Lukman dorongan yang utamanya adalah kemarahan dan ketakutan dalam menghadapi masa depan di kehidupannya yang akan sangat berdampak pada sang Ibu," ujar Deborah.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar