China Wajibkan Swab Anal Bagi Diplomat AS untuk Deteksi Covid-19?

Jum'at, 26/02/2021 21:39 WIB
Presiden China Xi Jinping disebut wajibkan diplomat AS lakukan swab anal (dream)

Presiden China Xi Jinping disebut wajibkan diplomat AS lakukan swab anal (dream)

Jakarta, law-justice.co - Meski ditolak oleh warganya, Pemerintah China tetap memberlakukan swab anal untuk mendeteksi Covid-19. Namun, yang bersifat wajib tersebut hanya berlaku bagi para diplomat Amerika Serikat.

Rencana Pemerintah China itu langsung ditolak oleh AS. Hal itu seperti dilaporkan oleh media-media AS.

Dilansir laman Metro.co.uk, ternyata Pemerintah China telah mengklarifikasi narasi yang beredar luas di media sosial itu. Pemerintah China membantah tuduhan mewajibkan para diplomat Amerika Serikat (AS) menjalani tes swab (usap) dubur untuk virus corona.

Bantahan ini dilakukan atas sebuah laporan dari media AS yang memuat keluhan para diplomatnya setelah diminta menjalani prosedur yang mungkin dianggap memalukan tersebut.

Sebelumnya, beberapa kota di China, terutama yang masuk kategori berisiko tinggi penularan COVID-19, mewajibkan warga yang baru datang melakukan tes usap melalui dubur (anal swab test).

Pemerintah Kota Beijing dan Qingdao di Provinsi Shandong mulai Kamis memberlakukan kewajiban anal swab test tersebut terhadap para penumpang pesawat internasional sebelum mengakhiri masa karantina.

Demikian halnya di Kota Yangzhou, Provinsi Jiangsu, juga menerapkan metode tersebut kepada para pekerja di perusahaan makanan beku.

Direktur Pusat Kesehatan Masyarakat Universitas Fudan, Shanghai, Lu Hongzhou, mengatakan bahwa pengambilan sampel melalui anus tersebut lebih akurat daripada melalui tenggorokan atau hidung.

“Mengambil sampel dari hidung atau tenggorokan ada kemungkinan hasilnya salah,” ujarnya dikutip media setempat.

Para ilmuwan juga mendapati bahwa virus di hidung dan tenggorokan lebih cepat hilang daripada di anus. Oleh sebab itu, diduga ada banyak kasus COVID-19 tanpa gejala yang ditemukan. Akan tetapi, metode tes COVID melalui anus tersebut memunculkan perdebatan di jagat dunia maya di China.

“Kau angkat pantatmu, letakkan di atas kasur, lalu kau akan merasakan kapas lidi dimasukkan di anusmu dua kali atau mungkin beberapa kali,” kata seorang warganet yang menceritakan pengalamannya kepada Beijing News.

Pemkot Shanghai pernah menerapkan metode tersebut pada awal 2020, namun kemudian tidak dipakai lagi.

Seorang warga negara Indonesia yang baru saja menjalani karantina selama 14 hari di Guangzhou sebelum memasuki wilayah Beijing juga mengaku risih saat mengetahui kebijakan anal swab test itu.

“Aneh-aneh saja, masak tes swab melalui anus,” ujar pria tersebut kepada ANTARA Beijing, Kamis malam.

Anal swab test memang tidak cocok dilakukan secara masif. Namun, Lu Hongzhou mendukung kebijakan tersebut diterapkan kepada para pengguna penerbangan internasional dan kelompok berisiko tinggi lainnya untuk memastikan akurasi hasil tes.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar