Polda Sulsel: Belasan Terduga Teroris JAD Makassar Anggota FPI!

Kamis, 04/02/2021 12:32 WIB
Polisi menyebut belasan terduga teroris JAD Makassar merupakan anggota FPI. (Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL)

Polisi menyebut belasan terduga teroris JAD Makassar merupakan anggota FPI. (Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL)

Jakarta, law-justice.co - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) memastikan belasan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dari Makassar yang dipindahkan ke Jakarta merupakan anggota aktif di organisasi terlarang, Front Pembela Islam (FPI).

Sebagai informasi, belasan tersangka teror itu akan menjalani pemeriksaan lanjutan di Jakarta oleh penyidik Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Kamis (4/2) siang.

"Jadi semuanya yang ditetapkan tersangka dan dibawa ke Jakarta untuk penanganan lebih lanjut oleh Densus ini juga tercatat sebagai anggota FPI Kota Makassar," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes E Zulfan seperti melansir cnnindonesia.com, Kamis (4/2).

Menurutnya, hal itu terungkap selama proses pemeriksaan terhadap para tersangka teroris yang dilakukan di wilayah Sulsel.

Oleh sebab itu, tim Densus 88 akan melanjutkan pemeriksaan intensif di Jakarta.

Tercatat sebelumnya, ada 20 anggota teroris yang ditindak Densus 88 pada 6-7 Januari 2021. Beberapa di antaranya ditembak mati oleh polisi karena melawan.

"Sisanya diamankan dan diperiksa sesuai kewenangan Densus," tambah dia.

Dalam hal ini, Kabagpenum Polri Kombes Ahmad Ramadhan sempat menjelaskan bahwa jaringan teror yang diringkus itu tergabung dalam JAD dan telah melakukan baiat kepada khilafah atau ISIS pada 2015 di Pondok Pesantren Ar-ridho, pimpinan Ustaz Basri.

Keterangan polisi pada Januari lalu menyebutkan para terduga teroris itu terlibat dalam aksi pengeboman sebuah gereja di Jolo, FIlipina pada 2019. Menurutnya, mereka menjadi penyokong dana bagi aksi teror itu.

Mereka pun turut membantu buronan Andi Baso yang turut beraksi dengan mengebom Gereja Oikumene, Samarinda beberapa tahun lalu.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar