Valuasi Ant Group Terus Terpangkas Sejak China Bungkam Jack Ma

Jum'at, 22/01/2021 17:43 WIB
Jack Ma dan Xi Jinping. (the week).

Jack Ma dan Xi Jinping. (the week).

Beijing, Tiongkok, law-justice.co - Valuasi Ant Group berpotenssi terpangkas semakin dalam karena langkah-langkah baru yang diusulkan oleh pemerintah China untuk membatasi pangsa pasar grup tersebut dalam bidang pembayaran online.

Menurut perkiraan terbaru dari Bloomberg Intelligence, valuasi fintech besutan Jack Ma ini ditaksir kurang dari 700 miliar yuan (Rp1.509 triliun). Analis senior Francis Chan pada awal bulan ini menurunkan taksiran Ant Group menjadi kurang dari 1 triliun yuan, dari sebelumnya sekitar 1,44 triliun yuan.

"Valuasi Ant Group mungkin akan jatuh lebih jauh jika unit pembayarannya dipaksa untuk bubar karena potensi penyelidikan anti-trust oleh bank sentral China," tulis Chan dalam catatan penelitian.


Revisi perkiraan harga Ant ini jauh di bawah penilaian sebelumnya yang mencapai S$320 miliar sebelum perusahaan itu terpaksa membatalkan rencana penawaran umum perdana pada November 2020 lalu.

Tindakan keras dari pemerintah China memaksa perusahaan Jack Ma untuk membatalkan rencana IPO yang bernilai US$35 miliar, hanya beberapa hari sebelum pencatatan yang direncanakan di Hong Kong dan Shanghai.

Bank sentral China mengatakan pada hari Rabu bahwa setiap perusahaan pembayaran non-bank dengan setengah pangsa pasar untuk transaksi online, atau dua entitas dengan gabungan dua pertiga bagian, dapat dikenakan penyelidikan antitrust.

Jika monopoli terkonfirmasi, bank sentral China dapat menyarankan kabinet memberlakukan langkah-langkah pembatasan termasuk memecah entitas berdasarkan jenis bisnisnya.

Perusahaan yang sudah memiliki izin pembayaran akan memiliki masa tenggang satu tahun untuk mematuhi aturan baru, kata bank sentral.

Alipay, dengan sekitar 1 miliar pengguna, menguasai 55 persen pasar pembayaran seluler

Saham Alibaba Group Holding, yang memegang saham Ant, turun untuk hari kedua di Bursa Hong Kong, yakni sebesar 2,9 persen pada Jumat (22/1/2021) 9:57 pagi.

Sebelumnya sahamnya sempat melonjak 8,5 persen pada hari Rabu setelah Ma muncul di depan umum untuk pertama kalinya sejak China mulai menekan bisnisnya, mengakhiri beberapa bulan spekulasi mengenai keberadaannya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar