Heran TNI Galak ke HRS Tapi Lunak ke OPM, PKS: Mana Suara Panglima TNI

Minggu, 29/11/2020 10:44 WIB
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (Askara)

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (Askara)

Jakarta, law-justice.co - Politis Partai Kadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW) heran dengan sikap TNI yang represif kepada Habib Rizieq Shihab (HRS), tapi melunak kepada Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Menurut HNW, slogan NKRI harga mati sedang diuji. Aparat tidak bertindak epresif kepada kelompok yang terang-terangan ingin keluar dari NKRI, seperti OPM.

“NKRI Harga Mati! Di Papua, tekad itu benar-benar diuji. Eskalasi menuju 1/12 dengan peristiwa-peristiwa terakhir termasuk aksi kerumunan massa mereka yang kibarkan bendera bintang kejora dan 3 polisi terluka, harusnya disikapi serius,” kata HNW melalui akun Twitter pribadinya, @hnurwahid, Sabtu (28/11).

Aparat seharusnya bertindak tegas kepada OPM yang terang-terangan ingin memisahkan diri dari NKRI. Terlebih kelompok ini sudah berulangkali membunuh anggota TNI dan Polri.

“Tapi kok untuk mereka malah hanya preventif, untuk baliho HRS malah represif?,” tanya Wakil Ketua MPR RI ini.

Meski terjadi eskalasi ancaman keamanan jelang peringatan hari ulang tahun OPM 1 Desember, hingga kini Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto belum juga mengeluarkan pernyataan tegas.

“OPM sudah berkerumun, kibarkan bintang kejora, teriakkan Papua Merdeka, keluar dari NKRI, tapi Rakyat Indonesia belum mendengar pernyataan lantang dari Panglima TNI; selamatkan NKRI! kalahkan ancaman perang yang nyata dari OPM! NKRI Harga Mati, Panglima. Rakyat dukung TNI atasi OPM!,” tandas HNW.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono meminta masyarakat untuk tidak terintervensi oleh kelompok-kelompok yang tidak setuju dengan kedatangan TNI-Polri ke Papua. Argo menegaskan bahwa aparat TNI-Polri datang ke Papua untuk mensejahterakan rakyat Papua.

Hal itu ditegaskan oleh Argo bersama Kapuspen TNI, Mayjen TNI Ahmad Riad di Rimba Papua Hotel (RPH), Sabtu (28/11) saat mendampingi kunjungan kerja Panglima TNI dan Kapolri yang diwakili oleh Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto.

Argo menegaskan, dalam menangani konflik di Papua, TNI-Polri mengutamakan pendekatan preventif. TNI dan Polri tidak menggunakan pendekatan militer namun lebih pada penegakan hukum

“Jadi pendekatan preventif itu yang paling utama. Preventifnya itu seperti apa? yaitu kita sama-sama lakukan dialog, kita sama-sama komunikasi dan saling menjaga NKRI,” tekan Argo.

“Komunikasi antara masyarakat, TNI dan Polri harus terus dibangun dan dijaga. Jika ada hal-hal yang mau disampaikan, silahkan sampaikan ke kami,” lanjutnya.

Diharapkan juga, dengan hadirnya TNI-Polri di Papua termasuk Papua Barat, jangan lagi ada kelompok-kelompok yang membuat tindakan pidana atau membuat masalah yang berlawanan dengan undang-undang.

“Jadi harus ada komunikasi karena dengan komunikasi kita bisa tahu apa maksudnya. Mari kita bergandengan tangan supaya tidak ada salah paham dalam menjaga keutuhan NKRI ini,” harapnya.

 

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar