Ini Sindiran Luhut ke Tokoh yang Masih Deklarasi Politik saat Corona

Kamis, 24/09/2020 05:53 WIB
Luhut B. Panjaitan (Jawa pos)

Luhut B. Panjaitan (Jawa pos)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan melontarkan sindiran kepada pihak-pihak yang tetap saja menyalurkan birahi politik mereka di masa pandemi covid-19 saat ini.

Sindiran salah satunya ia arahkan pada pihak-pihak yang masih menggelar acara kumpul-kumpul untuk melakukan deklarasi politik di tengah pandemi.

Luhut meminta agar orang-orang tersebut menahan birahi politiknya lantaran kegiatan mereka berpotensi membahayakan masyarakat.

"Jadi misal ada orang kumpul ramai, itu misalnya ada orang itu yang pikiran politik, ya dikontrol lah birahi kekuasaanya dulu. Karena akibat dari dia itu, tahu engga ada klaster, sadar gak dia dengan kumpul rame itu bisa ada yang kena (covid-19) dan bisa mati," kata Luhut dalam acara Mata Najwa yang disiarkan secara langsung di Trans7, Rabu 23 September 2020 malam.

Luhut memang tidak mau secara spesifik menyebut bahwa pihak yang dia sindir adalah deklarasi KAMI yang digagas oleh sejumlah pihak seperti mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin dan sejumlah pihak beberapa waktu lalu.

Najwa Shihab sebagai pemandu acara sebenarnya sudah berulang kali mencoba meminta Luhut secara spesifik mengatakan bahwa pihak yang dia sindir itu adalah Deklarasi KAMI di Magelang. Tapi, Luhut meminta Najwa agar tidak mengadunya dengan pihak-pihak tersebut.

Luhut hanya mengatakan siapapun yang merasa tersindir dengan ucapannya saat ini, agar berpikir kembali ketika hendak menggelar acara untuk menyalurkan birahi politik mereka.

"Siapa saja yang merasa itu renungkan. Kau sebagai warga negara, renungkan setiap tindakan kamu dalam situasi krisis macam ini. Jangan kamu sok paling pahlawan sendiri, sok paling bersih," kata dia.

Kata dia, apapun jabatan yang diemban orang-orang tersebut, yang utama adalah tanggung jawab kepada masyarakat Indonesia.

"Anda mau demo mau suka-suka mu di situ, tapi hari ini, kau punya tanggung jawab, mungkin pangkat mu, bintang mu empat, mungkin mantan menteri, mantan ketua ini. But you have responsibility to the people of Republik Indonesia," kata Luhut.

Kata dia, keadaan saat ini yang utama adalah adalah keselamatan masyarakat. Dalam kesempatan itu, Luhut juga mengaku sedih dengan banyaknya pemimpin dan kaum intelektual Indonesia yang kerap berbicara serampangan tanpa data yang pasti.

"Saya juga terus terang sedih karena banyak pemimpin, intelektual kita ini yang asal mudah saja bicara, gak dengan data yang lengkap, sekali-sekali itu pikirin itu ya tanya dirimu, hati mu yang paling dalam, apa sih yang sudah kau buat pada negeri ini," kata dia.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar