Balas Hadangan Rusia, Inggris Kerahkan Jet Tempur ke Laut Hitam

Sabtu, 05/09/2020 20:59 WIB
Jet Tempur Inggris Eurofighter Typhoons (net)

Jet Tempur Inggris Eurofighter Typhoons (net)

Jakarta, law-justice.co - Hubungan Inggris dengan Rusia semakin memanas. Jet tempur Inggris yang berbasis di Siprus diterbangkan ke wilayah Laut Hitam.

Jet tempur tersebut telah lama disiagakan di Siprus sebagai bagian dari misi untuk melawan ISIS. Sumber militer mengatakan, Eurofighter Typhoons milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) dikerahkan pada Jumat (4/9/2020) menyusul digelarnya latihan militer Rusia di daerah tersebut.

Pengerahan sejumlah jet tempur itu dibarengi dengan pengerahan pesawat tanker pengisi bahan bakar Voyager. Sumber itu mengatakan mereka beroperasi dengan sejumlah pesawat pengebom seperti B-52 milik Amerika Serikat (AS) yang terbang dari sebuah pangkalan udara di Inggris, tempat mereka ditempatkan.

Seorang Juru Bicara Kementerian Pertahanan Inggris mengonfirmasi bahwa Eurofighter Typhoons RAF telah beroperasi di wilayah Laut Hitam.

"Itu menunjukkan kemampuan Inggris untuk mendukung kerja sama berkelanjutan dengan sekutu dan mitra di kawasan yang memperdalam hubungan dan keamanan kawasan," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Inggris, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (5/9/2020).

Pada Jumat, Rusia mengatakan pihaknya menerbangkan delapan jet tempur untuk mencegat tiga pesawat pengebom strategis B-52 milik AS yang terbang di atas Laut Hitam. Sebuah akun Twitter yang melacak pergerakan pesawat militer dan kapal perang menulis di Twitter tentang jet Eurofighter Typhoon yang terbang dari Siprus ke Ukraina.

"Eurofighter Typhoon RAF ZK301 yang biasanya berbasis di RAF Akrotiri (Siprus) telah dikirim ke wilayah Laut Hitam dan sekarang ke Ukraina," tulis akun Twitter @air_intel.

Eurofighter Typhoon dan Voyager tersebut selama ini disiagakan di Siprus sebagai bagian dari Operasi Shader, sebuah nama kontribusi Inggris untuk koalisi pimpinan AS melawan ISIS.

Jet tempur itu melancarkan serangan di Irak dan Suriah, melakukan pengawasan dan bila diperlukan melakukan serangan udara. Tetapi misi itu menjadi jauh lebih tenang dalam beberapa bulan terakhir setelah runtuhnya ISIS pada Maret 2019.

Tidak jelas apakah pengalihan pesawat ke Laut Hitam hanya sementara waktu atau dalam jangka waktu yang panjang.

 

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar